YOGYAKARTA, solotrust.com- Peneliti Tsunami Dr Widjo Kongko menyebut lahan yang digunakan untuk New Yogyakarta International Airport (NYIA) masuk ke dalam daftar 16 pembangunan bandara yang rawan tsunami. Menurutnya akan ada konsekuensi jika membangun pembangun di daerah rawan bencana dan dampaknya sangat besar.
"Saya akan menyampaikan secara saintik. Kulonprogo yang saat ini dibangun bandara, ada di deket bandara itu ditemukan dua setimen jarak bibir pantai ke permukaan bisa sampai 2 hingga 3 kilometer," turur Widjo Kongko, Sabtu (6/4/2019).
Menurutnya data saintik potensi tsunami di Kolonprogo bisa mencapai 8,5 magnitude. Namun jika secara logis bisa mencapai 9,9 magnitudu, sedangkan yang ditetapkan 8,8 magnitude.
"Dari semua itu yang terburuknya bisa mencapai 9 magnitudo," tambahnya.
Menurutnya sejak awal daerah yang berpotensi tsunami harus ada mitigasinya. "Waktu itu kira-kira diskusinya sudah 10 tahun yang lalu, tapi saya lihat dari media belum ada itu di sana. Walaupun belum mengurangi 100 persen paling tidak bisa meredupsi karena ada pembangunan di sana sehingga harusnya sabuk hijau itu dipercepat," katanya.
Disamping itu ia juga membeberkan, sejak 10 tahun lalu data korban jiwa terbanyak disebabkan karena peristiwa gempa dan tsunami, karena kedua musibah tersebut tidak diketahui kapan terjadinya. Oleh karenanya hal ini menyangkut banyak kepala dan perlu dipikirkan sematang-matangnya.
"1 meter ketinggian tsunami sudah bisa membunuh ribuan orang, bagaimana lebih dari itu," katanya. #teras.id
(wd)