Pend & Budaya

Hadapi Dunia Kerja, Mahasiswa Unisri Dibekali Pengembangan Kepribadian dan Berdandan

Pend & Budaya

12 April 2019 11:34 WIB

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unisri, Sutoyo saat memberikan materi pelatihan kepada para peserta, di Auditorium Unisri, Kamis (11/4/2019)

SOLO, solotrust.com - Lulusan Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta dituntut untuk siap menghadapi dunia kerja. Untuk itu, pihak kampus menggelar pelatihan pengembangan kepribadian bagi calon wisudawan tahun 2019.

Dalam pelatihan yang digelar di Auditorium Unisri, Kadipiro, Banjarsari, Solo, Kamis (11/4/2019) itu, diikuti 252 peserta dari mahasiswa S-1. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Sutoyo mengatakan, untuk masuk ke dunia kerja lulusan harus mempersiapkan diri sematang mungkin agar bisa bersaing dengan kompetitor lainnya.



Lanjutnya, yang menjadi tantangan fresh graduate adalah tahap wawancara saat rekrutmen pegawai. Persiapan dalam wawancara tidak boleh diabaikan, pasalnya sangat menentukan diterima atau tidaknya seorang pelamar perusahaan.

"Saat tahap wawancara kompetitor semakin sedikit, sudah tersaring dari tahapan-tahapan sebelumnya, persaingan semakin ketat. Maka persiapan harus matang, mencari tahu karakter perusahaan, ontime, dan yang tak kalah penting adalah memperhatikan penampilan," papar dia kepada ratusan mahasiswa.

Sutoyo mengharapkan para calon wisudawan Unisri memiliki jiwa berjuang dalam mencari pekerjaan dengan sistem jemput bola, aktif mencari informasi dan membangun relasi. Tidak pasif menunggu tawaran pekerjaan.

"Selain semangat, dengan aktif mencari informasi kepekaan terhadap peluang juga akan terlatih," jelas dia.

Dalam kegiatan itu, Unisri juga menggandeng brand kosmetik untuk melatih kemampuan make-up dan berbusana bagi calon wisudawati dan wisudawan.

Ketua Panitia Pelatihan Joko Hartono menjelaskan, melalui pembekalan soft skill ini calon wisudawati dibekali kemampuan bersolek agar berpenampilan menarik saat memasuki dunia kerja. Mereka dibimbing cara bersolek dengan disiapkan sebuah cermin dan alat-alat kosmetik.

"Kami berharap mereka tidak hanya memiliki keterampilan secara keilmuan, tetapi soft skill berbusana dan make-up, bahkan cowok juga perlu dibimbing menata rambut, kumis dan dasi, maka ini perlu dikembangkan, sehingga mereka mampu menyesuaikan kebutuhan pasar," ujar dia. (adr)

(way)