JAKARTA, solotrust.com - Akseleran, Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending, mendorong pertumbuhan tren pengenalan investasi online yang mudah, aman, dan menguntungkan menyasar kaum milenial yang mendominasi pengguna internet tertinggi di Indonesia. Untuk itu Akseleran menjalin kerjasama dengan STIE Indonesia Banking School (IBS) dan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) telah berlangsung pada Selasa, 25 Januari 2019.
CEO & Co-Founder Akseleran, Ivan Tambunan mengatakan, kerjasama ini merupakan langkah tepat khususnya dalam menyasar bidang pendidikan sehingga akan semakin memudahkan Akseleran untuk mengedukasi ribuan mahasiswa IBS dalam berinvestasi melalui aplikasi Akseleran kapan saja dan dimana saja dari ponsel pintar (smartphone) mereka.
“Akseleran membidik lebih dari 1.500 Mahasiswa STIE Indonesia Banking School (IBS) untuk semakin melek terhadap layanan P2P Lending sebagai alternatif investasi online. Tidak hanya kepada mahasiswa yang ada saat ini di IBS tetapi juga untuk mahasiswa baru nantinya yang masuk di sekitaran bulan September diharapkan dapat memiliki alternatif investasi di P2P Lending selain di lembaga keuangan konvensional melalui beragam kegiatan edukasi," terangnya.
Secara kultur, pihaknya melihat untuk pendapatan kelas menengah di Indonesia banyak yang produktif terlihat dari sebanyak 80% asetnya berbentuk deposito dan tabungan sedangkan di saham masih kurang dari 1% dari total jumlah penduduk. Sehingga dengan gambaran tersebut sebenarnya uang yang mereka miliki belum bekerja optimal untuk mereka.
Ivan mengatakan, secara akses kaum milenial dari kalangan mahasiswa seperti di IBS tentu sangat dimudahkan dengan keberadaan aplikasi Akseleran yang bisa diunduh baik dari Play Store, maupun dari App Store. Kemudahan tidak hanya dalam mengunduh aplikasi Akseleran, mendaftar sebagai pengguna, tapi juga dapat langsung berinvestasi dengan nominal mulai dari Rp 100 ribu dengan rata-rata imbal hasil yang diperoleh sebesar 18%-21% per tahun.
“Akseleran hadir ingin mewujudkan inklusi keuangan menjadi realitas, bisa terlihat dari para pemberi dana pinjaman (lender) di kami yang memiliki profesi beraneka ragam termasuk kaum milenial dan salah satunya, yakni mahasiswa,” ungkap Ivan.
Tercatat, hingga saat ini, jumlah lender Akseleran dari kaum milenial berkisar 75%-80% dari hampir 100 ribu lender yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang berkontribusi terhadap 51% dari total seluruh pemberian dana pinjaman yang diberikan. Saat ini Akseleran telah menyalurkan total pinjaman sebesar lebih dari Rp 530 miliar kepada 1.000 pinjaman. Pertumbuhan penyaluran pinjaman kami tiap bulan tetap naik konsisten dengan rata-rata telah menembus sebesar Rp70 miliar per bulan.
Ketua Indonesia Banking School, Subarjo Joyosumarto, menambahkan tantangan bagi industri keuangan dan perbankan semakin berat dengan perkembangan teknologi yang pesat dan hadirnya Revolusi Industri 4.0. Dunia perbankan saat ini juga dikejutkan oleh Financial Technology yang dapat menjadi ancamanan bagi bank-bank yang tidak mengikuti jaman. Generasi Millennial sudah mulai memasuki lapangan kerja dan menjadi nasabah bank. Mereka harus masuk di era meningkatnya persaingan bisnis sebagai dampak pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan persiapan menjelang ASEAN Financial Integration 2020, termasuk pelaksanaan ASEAN Banking Integration Framework (ABIF).
"Untuk itu perubahan yang signifikan sedang dilakukan oleh IBS antara lain menyempurnakan kurikulum perkuliahan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri keuangan perbankan. IBS berupaya agar lulusannya menjadi tenaga kerja yang profesional dan berwawasan kebangsaan dan siap bersaing pada pasar tenaga kerja di ASEAN. Dengan adanya MOU strategis dengan Akseleran, diharapkan agar mahasiswa-mahasiswa IBS dapat lebih mantap memhami proses bisnis P2P Lending serta dapat menjadi pelaku kebutuhan industri yang telah berkembang pesat," jelasnya. (rum)
(wd)