Serba serbi

Indonesia Terjunkan 37 Pecatur Muda Dalam AJCC 2019

Olahraga

02 Juli 2019 17:55 WIB

Ketua PB Percasi, Utut Adianto saat membuka gelaran AJCC 2019 di di Puri Kencana Ballroom, Hotel Lorin Solo, Colomadu, Karanganyar, Senin (1/7/2019).


SOLO, solotrust.com - Ketua Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB PERCASI), Utut Adianto mengaku tidak memasang target khusus kepada pecatur remaja asal Indonesia yang bertarung dalam ajang bergengsi Asian Junior Chess Championship (AJCC) 2019.



Baca juga: Kota Solo Jadi Tuan Rumah Asian Junior Chess Championship 2019

Hal itu disampaikan Utut kepada wartawan usai Opening Ceremony AJCC di Puri Kencana Ballroom, Hotel Lorin Solo, Colomadu, Karanganyar, Senin (1/7/2019).

"Menurut saya orang Indonesia itu kalau dikasih target malah memecahkan konsentrasi dan jadi nggak fokus, biarkan saja main sesuai eksplore kemampuan mereka, kalau ditarget justru malah beban, karena kalau udah jadi beban mainnya nggak lepas. Kalau harapan ya pastinya kita mendapatkan emas dan dari sini nantinya menghasilkan Grand Master (GM), seperti Viswanathan Anand GM pertama India 1988 juga berangkat dari konsistensinya menekuni catur dan mengikuti kejuaraan sejak usia muda," ujar Utut

Dalam AJCC 2019, Indonesia menerjunkan sebanyak 37 pecatur muda (18 putra dan 19 putri), selain itu pecatur terbanyak lainnya adalah dari India yang mengirimkan 9 pecatur (4 putra dan 5 putri). Akan tetapi, bagi Utut, saingan terberat yang dihadapi datang dari Negara Vietnam yang menurunkan International Master (IM) Nguyen Anh Khoi.

"Pecatur asal Vietnam itu digadang-gadang sebagai bocah ajaib sekarang sudah memiliki rating di atas 2500, tepatnya yaitu 2516. Anh Khoi adalah unggulan pertama untuk kategori Boy atau Open, dan ada duo IM Filipina John Marvin Miciano (2355) bersama Daniel Quizon (2336)," bebernya.

Selain itu, di bagian putra tim tuan rumah terpaksa tidak menurunkan juara bertahan, IM Novendra Priasmoro dalam nomor catur standar, sehingga harapan bagi pecatur Indonesia yang ikut bersaing dalam perebutan gelar juara terletak pada generasi penerusnya seperti FM (FIDE Master) Arif Abdul Hafiz (2272), FM Catur Adi Sagita (2240), FM Daniel Hermawan Tobing (2175), dan lain-lainnya termasuk Aditya Bagus Arfan (2202), pecatur muda berusia 13 tahun, yang datang dengan pelatih khususnya GM Andrei Kovalev dari Belarusia berkat sponsor dari UT (United Tractors).

Di bagian putri, persaingan keras juga terjadi dengan keikutsertaan dua pecatur asal Kazakhstan, Women FIDE Master (WFM) Nazerke Nurgali (2102) dan WFM Assel Serikbay (2071), pecatur yang sering mengikuti  berbagai turnamen internasional.

"Misalnya Nazerke, pada World Junior Chess Championship di Gebze, Turki tahun 2018 lalu mampu bertengger di ranking lima dunia," ujar Utut.

Selain itu, beberapa nama lainnya yang sudah mencetak prestasi di turnamen junior internasional adalah pecatur dari India WIM (Women Internasional Master) Hagawane Aakanksha (2246) yang menjadi Juara Dunia Remaja Usia 16 tahun di Khanty-Mansyisk, Rusia tahun 2016 lalu dan pecatur WFM Mitra Asgharzadeh (1980) asal Negara Iran yang sedang booming pecatur muda berprestasi dunia.

Namun demikian, Utut menambahkan, tim tuan rumah juga menerjunkan para pecatur putri indonesia sedang naik daun.

"Andalan utama kita masih pada WFM Ummi Fisabilillah yang baru tiga hari lalu lolos masuk tim SEA Games Indonesia dan WIM Dita Karenza yang tahun 2018 lalu keluar sebagai juara tiga Asia untuk kategori putri di bawah usia 18 tahun," pungkas Utut. (adr)

(wd)