Hard News

BMKG: Terjadi 19 Aktivitas Gempa Bumi Susulan

Hard News

08 Juli 2019 08:04 WIB

(dok. BMKG)

JAKARTA- Gempa tektonik bermagnitudo (M) 7,0 di wilayah Laut Maluku Utara menghasilkan serangkaian lindu susulan. Gempa kuat itu tercetus Minggu (7/7/2019), pukul 22.08.42 WIB.

Baca juga: BREAKING NEWS: Ternate Diguncang Gempa Magnitudo 7,1 dan Berpotensi Tsunami



"Hingga pukul 00.54 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 19 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," kata Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Senin (8/7).

Hasil analisis awal BMKG menyebutkan gempa ini berkekuatan M=7,1 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=7,0.

Episenter gempa terletak pada koordinat 0,53 LU dan 126,18 BT. "Atau tepatnya di dasar laut pada kedalaman 49 km pada jarak 133 km arah barat Kota Ternate," katanya.

Berdasarkan lokasi titik pusat gempa atau episenter dan kedalaman gempa atau hiposenternya, lindu ini tergolong jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku.

Gempa ini kata Daryono, memiliki mekanisme sesar naik (thrust fault) akibat adanya tekanan atau kompresi lempeng mikro Halmahera ke arah barat, dan tekanan lempeng mikro Sangihe ke arah timur.

"Akibatnya Lempeng Laut Maluku terjepit dan terkompresi hingga memicu terjadinya patahan di bawah Punggungan Mayu (Mayu Ridge)," ujar dia.

Berdasarkan laporan masyarakat guncangan gempa dirasakan di Bitung dan Manado dengan intensitas IV-V MMI atau dirasakan oleh hampir semua penduduk hingga membangunkan tidur banyak orang.

Di Ternate guncangan gempa terasa dalam skala III-IV MMI atau dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.

Hasil pemodelan menunjukkan gempa bumi ini berpotensi tsunami dengan status ancaman waspada untuk wilayah Minahasa Selatan dan Minahasa Utara bagian Selatan.

Berdasarkan perubahan muka air laut pada 6 stasiun tide gauge di Bitung, Tobelo, Ternate, Taliabu, Jailolo, dan Sanana selama kurang lebih 2 jam, hasilnya tidak menunjukkan adanya anomali muka laut.

"Maka peringatan dini tsunami diakhiri pada pukul 00.09 WIB tanggal 8 Juli 2019," kata Daryono. #teras.id

(wd)