Solotrust.com - Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PLHK) 2019 resmi dibuka oleh Wapres RI Jusuf Kalla di Jakarta Convention Center, Kamis (11/7/2019). PLHK 2019 merupakan puncak dari rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia yang jatuh setiap tanggal 5 Juni.
Tema yang diangkat pada PLHK 2019 adalah “Biru Langitku, Hijau Bumiku". Tema ini diambil untuk menggambarkan bagaimana upaya kita semua untuk terus mengendalikan polusi udara dan menjadikan bumi lebih hijau.
Dalam kesempatannya, Jusuf Kalla mengatakan perlunya pola hidup yang menyatu dengan alam. Hal tersebut dapat ditandai dengan seminimal mungkin melakukan aktivitas yang menghasilkan unsur yang dapat mencemari alam.
Sementara itu, Menteri LHK Siti Nurbaya yang mendampingi, menerangkan telah melakukan peralihan penggunaan bahan bakar bersih secara bertahap, pengalihan moda transportasi, kebijakan pengetatan baku mutu emisi, dan pengembangan serta penambahan ruang terbuka hijau.
Setelah itu, Jusuf Kalla didampingi Menteri Siti Nurbaya menyerahkan Penghargaan Kalpataru yang terdiri dari 3 kategori yaitu Perintis Lingkungan, Pengabdi Lingkungan, dan Penyelamat Lingkungan, serta Penghargaan Khusus Perempuan Inspirator LHK.
Penerima Kalpataru kategori Perintis Lingkungan yaitu Lukas Awiman Barayap (Kabupaten Manokwari, Papua Barat), Sucipto (Kabupaten Lumajang, Jawa Timur), Eliza (Kabupaten Sumbawa Barat, NTB), dan Nurbit (Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara).
Untuk kategori Pengabdi Lingkungan, Penghargaan Kalpataru diserahkan kepada Meilinda Suriani Harefa (Kota Medan, Sumatera Utara), M. Hanif Wicaksono (Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan), dan Baso Situju (Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan).
Sedangkan penerima Kalpataru kategori Penyelamat Lingkungan ialah Kelompok Masyarakat Dayak Iban Menua Sungai Utik (Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat), KPHA Depati Kara Jayo Tuo Desa Rantau Kermas (Kabupaten Merangin, Jambi), dan Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari (Kabupaten Badung, Bali).
Pada kesempatan tersebut, Wapres Jusuf Kalla juga memberikan Penghargaan Khusus Perempuan Inspirator Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada Sri Murniati Djamaludin, atas upayanya melakukan pengelolaan lingkungan hidup.
Sosok inspiratif yang merupakan istri Menteri Kehutanan periode 1993 sampai 1998 Djamaludin Suryohadikusumo itu berhasil mengembangkan pengelolaan sampah melalui kegiatan pembuatan kompos, bank sampah dan kebun tanaman obat yang dikenal dengan nama “Kebun Karindra”.
“Terimakasih kepada tokoh-tokoh yang telah memperbaiki lingkungan, khususnya dalam mengurangi tingkat kerusakan hutan, dan masalah lingkungan lain. Semua itu menjadi bagian utama dari upaya jangka panjang, disamping adanya perubahan perilaku,” ujar Wapres Jusuf Kalla dalam sambutannya, sebagaimana dilansir dari siaran pers LHK via laman ppid.menlhk.go.id.
Wapres Jusuf Kalla mengatakan upaya memperbaiki lingkungan menjadi tanggungjawab pemerintah bersama dengan pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha.
“Masalah lingkungan sekali lagi butuh perubahan perilaku masyarakat menjadi semakin baik. Selain itu diperbaiki melalui aturan dan sistem yang diberlakukan di masyarakat. Pemulihan lingkungan tergantung kita semua. Sehingga apa yang dilakukan oleh para penerima Kalpataru menjadi contoh baik bagi masyarakat baik di daerah maupun perkotaan,” tuturnya.
Pemberian Penghargaan Kalpataru tahun 2019 ini telah memasuki usia 39 tahun, yang dimulai sejak tahun 1980. Saat ini, sebanyak 379 Penerima Penghargaan Kalpataru telah tersebar di seluruh tanah air.
Dalam laporannya, Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan bahwa para penerima ini telah disaring oleh Tim Penilai Independen, disaring dari 144 nominator yag berasal dari daerah-daerah di 30 provinsi.
“Ekspose akan prestasi-prestasi para pemenang yang inspiratif ini akan ditampilkan dalam berbagai ajang selanjutnya dan akan terus digaungkan sebagai bagian dari edukasi dan kampanye kepada masyarakat untuk semakin aktif dalam memberikan kontribusi dalam pengelolaan lingkungan hidup,” terangnya.
Pemberian Penghargaan Kalpataru bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, membuka peluang bagi berkembangnya inovasi dan kreativitas, serta mendorong prakarsa masyarakat, sebagai bentuk apresiasi dan motivasi kepada individu dan kelompok masyarakat dalam melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan secara berkelanjutan. (Lin)
(wd)