Hard News

971 Rumah Warga di Halmahera Rusak Akibat Gempa Minggu Kemarin

Hard News

16 Juli 2019 12:23 WIB

Ilustrasi.


JAKARTA, solotruts.com-  Hingga saat ini, 971 rumah di Halmahera Selatan, Maluku Utara mengalami rusak berat akibat gempa pada Minggu (14/7/2019) lalu.  



Baca juga: Gempa Melanda Bali, Bandara I Gusti Ngurah Rai Tetap Beroperasi Normal

Kerusakan terbanyak di Desa Gane Luar, Kecamatan Gane Barat dengan jumlah 380 unit. Kerusakan dengan kategori RB (Rusak Berat) pada rumah juga teridentifikasi di Desa Rangga Rangga  300 unit, Lemo Lemo 131, Tomara 90, Kua 30, Luaro 22, Caitu 10, Sawat 6 dan Tanjung Jere 2. Kerusakan berat (RB) pada infrastruktur bangunan mencakup gedung sekolah 6 unit, masjid 2, gereja 1, polindes 1, paud 1, dan rumah guru 1.

Sementara itu, korban meninggal bertambah dari sebelumnya 2 menjadi 3 orang, masing-masing 1 orang dari Desa Rangga Rangga, 1 dari Desa Gane Dalam dan 1 orang dari Desa Yomen. Selain itu, 1 orang mengalami luka berat. Para korban meninggal diakibatkan reruntuhan bangunan.

Pascagempa pengungsian terjadi di beberapa titik di Kota Labuha, Halmahera Selatan, seperti kantor BPBD Halmahera Selatan, Dinas Pariwisata, Polres, Masjid Raya, aula kantor Bupati, halaman Lembaga Pemasyarakatan, SMEA Amasing, dan Gunung Bobebo. Estimasi jumlah pengungsi mencapai 1.104 orang. Jumlah tersebut belum termasuk dari Kecamatan Gane Brat dan Gane Timur.

 “Upaya penanganan darurat terus dilakukan. Tim terpadu Kabupaten Halmahera Selatan yang melibatkan TNI, Polri, BPBD, SAR, Dinkes, Dinsos, PUPR, Satpol PP, BMKG dan PMI berangkat menuju wilayah Gane dan Bacan bagian Timur atau di daerah-daerah yang terkena dampak gempa. Tim melakukan pendataan kerusakan bangunan dan korban serta pendistribusian bantuan logistik berupa terpal, tikar, makanan, minuman dan obat-obatan. Kebutuhan mendesak berupa beras, air mineral, makanan siap saji, tikar, matras, selimut, terpal, dan popok bayi.” Tulis Plh. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan persnya, Selasa (16/7/2019) .

Sejauh ini Pemerintah Halmahera Selatan telah membentuk pos komando (posko) untuk melakukan penanganan darurat. Dapur umum yang dioperasikan pemerintah daerah (pemda) yang dibantu TNI dan Polri untuk melayani 9 pos pengungsian di Kota Labuha. Pemerintah setempat menetapkan masa tanggap darurat selama 7 hari, terhitung 15 - 21 Juli 2019.

Baca juga: Ini Penyebab Gempa Magnitudo 6,0 di Bali

Seperti diketahui, Gempa dengan Magnitudo (M) 7,2 ini terjadi pada Minggu (14/7), pukul 16.10 WIB. Guncangan yang dirasakan warga di beberapa wilayah ini berlokasi pada 0.59 LS,128.06 BT (62 km Timur Laut Labuha - Maluku Utara) dengan kedalaman 10 Km. Goncangan kuat sebesar V MMI di daerah Obi, III MMI di Labuha, II - III MMI di Manado dan Ambon, dan II MMI di wilayah Ternate, Namlea, Gorontalo, Raja Ampat, Sorong, dan Bolaang Mongondow.

(wd)