Hard News

Sejumlah Orang Mengaku Wartawan dan LSM Minta Dana Partisipasi di Desa Kemiri

Jateng & DIY

16 Juli 2019 17:17 WIB

Ilustrasi.

KLATEN, solotrust.com- Pemeritah Desa (Pemdes) Kemiri, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten mengeluhkan terhadap sejumlah orang yang mengatasnamakan wartawan serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sering datang ke kantornya meminta dana atau sejumlah uang terhadap perangkat desa setempat.

Baca juga: Sering Minta “Jatah”, Istri Tega Bacok Suami



Kaur Keuangan Desa Kemiri, Desi Arista(26) mengatakan, bahwa pihaknya sering ditemui sejumlah LSM, serta orang yang mengaku wartawan datang ke balai desa. Kedatangan mereka tidak untuk meliput layaknya seorang wartawan, namun hanya sekedar silaturahmi yang berujung meminta dana.

"Mereka datang rata-rata satu bulan sekali. Ada yang bilang dari LSM dan wartawan. Tapi yang wartawan tidak meliput melainkan minta dana partisipasi. Tapi saya juga sempat menanyakan kartu pers-nya memang dia juga punya," katanya kepada solotrust.com, Selasa (16/7/2019).

Dia mengatakan, permintaan dana partisipasi mereka kisaran Rp500 ribu. Namun, setelah ditawar sejumlah LSM atau orang yang mengaku wartawan yang sering mendatangi kantor desa tersebut Rp100 ribu juga diterima.

"Saya bilang desa lagi kosong uang. Tidak ada kalau Rp 500 ribu. Trus saya suruh datang besoknya lagi mereka tidak mau. Ya, akhirnya saya tawar, mereka mau menerima Rp100 ribu. Sudah dikasih ya terus pulang," ujar Desi.

Seringnya didatangi LSM dan orang yang mengaku wartawan tersebut, Ia juga sempat menanyakan alamat dan tempat tinggal mereka.

"Dia mengaku ada yang dari Klaten dan Solo. Saya risih, sepertinya saya kaya dikejar-kejar depkolektor saja. Sedihnya kalau pas nggak ada uang disuruh datang besoknya lagi juga nggak mau," kata dia.

Sementara, Kepala Desa Kemiri Juremi, mengaku merasa terganggu kinerjanya dengan sering didatanginya orang yang mengatasnamakan wartawan serta LSM. Menurutnya, ada sejumlah perangkat desanya serta ketua RW-nya yang menjadi sasaran orang tersebut.

Baca juga: 971 Rumah Warga di Halmahera Rusak Akibat Gempa Minggu Kemarin

"Saya nggak tahu kedatangan mereka ke balai desa. Nggak tahu maksut dan tujuanya apa. Tapi ada yang mengaku wartawan pernah mempermasalahkan pembangunan talud desa kepada RW. Tapi ya gimana, mungkin mereka butuh uang," pungkasnya. (Jaka)

(wd)