SOLO, solotrust.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta melalui BPBD Kota Surakarta menggelar acara launching pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD), Kamis (8/8/2019), di kawasan Kampung Baru, Jalan Ronggowarsito No. 57 Keprabon, Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti UU No. 8 tahun 2016 untuk membentuk Unit Layanan Disabilitas di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) guna mendukung mewujudkan kota yang inklusif.
Dikatakan Sekretaris BPBD Kota Surakarta, Toto Sumakno, Unit Layanan Disabilitas ini merupakan unit yang terbentuk berdasarkan worksop disabilitas beberapa waktu lalu. Dimana nantinya Unit Layanan Disabilitas tersebut akan tergabung di BPBD. Sehingga para disabilitas di Kota Solo diharapkan dapat pula membantu dalam penanganan bencana.
"Dalam hal ini, dimaksudkan agar disabilitas bukan sekedar sebagai penerima bantuan, akan tetapi ketika ada bencana disabilitas pun dapat membentuk komunitas untuk bisa membantu teman - teman distabilitas yang terkena bencana. Sehingga mereka juga mengetahui bagaimana cara memberi pertolongan, jadi sesama distabilitas bisa saling menolong," jelasnya.
Terkait kemampuan para disabilitas yang tergabung dalam Unit Layanan Disabilitas nantinya, pihak BPBD Kota Surakarta pun akan menyelenggarakan berbagai pelatihan yang akan melibatkan berbagai pihak.
"Untuk proses penanganan nantinya akan ada pelatihan - pelatihan bagi mereka. Kegiatan ini nanti akan terus berkelanjutan dengan bersinergi dengan BPBD Kota Surakarta serta pihak - pihak terkait, termasuk juga dengan para pakar medis serta instansi lainnya" tandasnya.
Sementara itu, Ketua ULD BPBD Kota Surakarta, Misbahul Arifin mengatakan, program Unit Layanan Disabilitas ini akan memaksimalkan potensi disabilitas yang ada, melalui kegiatan - kegiatan serta sosialisasi tentang penanganan kebencanaan.
"Dengan adanya ULD ini kita berharap Kota Solo ini akan lebih maju. Adapun untuk persiapannya kami akan berkoordinasi dan selanjutnya kami lakukan aksi terkait sosialisasi kegiatan penanggulangan bencana, tentunya dengan memaksimalkan potensi - potensi yang ada sesuai dengan keahlian masing - masing disabilitas," jelasnya. (Kc)
(wd)