SOLO, solotrust.com– Memuncaki program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun 2019, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan Student Vaganza, di Stadion UNS, Kentingan, Jebres, Solo, pada Minggu (18/8/2019).
Ketua Gerak Cinta Merah Putih (GCMP), Maria Arbanu mengatakan, Kegiatan ini merupakan bagian dari Sosialisasi Aksi Kebangsaan Mahasiswa UNS dengan mengangkat tema “Tangkal Radikalisme, Tegakkan Pancasila” dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
Melalui aksi kebangsaan yang diikuti sebanyak 8.639 mahasiswa baru ini, UNS berhasil memecahkan Rekor Indonesia Lembaga Prestasi Rekor Indonesia Dunia (LEPRID). LEPRID merupakan lembaga independen yang mencatat prestasi insan Indonesia secara profesional, akuntabel dan transparan serta bermartabat.
Dalam acara itu, diluncurkan lagu "Pancasila Jiwa Kita" karya Team GCMP yang dinyanyikan oleh Livy Laurens dengan musisi Agus Wahyudi Minarko, lalu digelar pula, yel-yel dan pantomim kebangsaan dengan tema "Pancasila Jiwa Kita". Selain itu, terdapat juga aksi gerakan moral kebangsaan dengan bahasa isyarat oleh mahasiswa terbanyak dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-74.
Selain itu, dilakukan konfigurasi kebangsaan dari ribuan mahasiswa membentuk sejumlah gambar dan bentuk tulisan, seperti logo UNS, logo UNEP (United Nations Environment Programme) yang merupakan program lingkungan PBB, tulisan Think Beyond Live Within hingga Purwabrata PKKMB 2019.
“Melalui aksi ini kami ingin menanamkan dan menggelorakan semangat kebangsaan para mahasiswa, dengan mendeklarasikan penegakan ideologi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika serta menyebarkan semangat kebangsaan kepada seluruh mahasiswa dan pemuda di seluruh Indonesia. Lalu tujuan khususnya yaitu untuk memecahkan Rekor Indonesia LEPRID untuk aksi kebangsaan tersebar yang melibatkan jumlah mahasiswa terbanyak,” terang Maria kepada solotrustcom di sela acara.
Sementara itu, Rektor UNS Prof Jamal Wiwoho berharap seluruh rangkaian PKKMB UNS tahun 2019 dan diakhiri dengan Student Vaganza ini mampu menumbuhkan semangat kebangsaan untuk mahasiswa baru UNS.
“Ya sesuai temanya, diharapkan mampu menangkal radikalisme di kampus serta mampu menumbuhkan jiwa kebangsaan di kalangan mahasiswa, menanamkan rasa respect terhdap sesama.” kata Rektor.
Rektor menekankan di tengah-tengah perbedaan, peran mahasiswa adalah untuk mempersatukan keberagaman ini bukan malah memperkeruh keberagaman. Perbedaan itu sudah datang tanpa diminta, justru keberagaman bahasa, adat, budaya, agama ini harus disyukuri bersama untuk menumbuhkan inovasi-inovasi baru.
“Kita semua yang hadir disini sadar dan sangat paham ada perbedaan, ada hal yang membedakan diantara kita. Dan perbedaan itu given, datang tanpa kita yang meminta. Bahasa diantara kita berbeda, agama diantara kita juga berbeda bahkan bentuk fisik kita sudah ditakdirkan berbeda. Namun kita datang ke kampus ini bukan untuk memperkeruh keberagaman ini. Kita tinggal di bumi yang sama, tanah yang kita huni sama, dan matahari yang kita pakai juga sama. Maka kita ingin keberagaman ini menjadi dinamisator dalam memacu tumbuhnya inovasi-inovasi baru, inovasi-inovasi yang kuat yang membawa bangsa ini segera sejajar dengan negara Jepang, dengan bangsa Korea Selatan yang selalu berinovasi dengan Samsung nya dan ekonomi kreatifnya, diatas bumi dan dibawah matahari yang sama,” ujarnya.
Rektor menambahkan, ke depan Indonesia dihadapkan dengan tantangan baru, yakni bonus demografi pada penduduk usia produktif adalah kapital SDM yang harus dikelola dengan baik.
“Mari kita segera tinggalkan pemikiran-pemikiran sempit - radikal, pemikiran yang selalu merasa dirinya paling benar sendiri, yang bertentangan dengan Pancasila dan hakekat kerukunan umat manusia. Bangsa-bangsa yang lain hari ini sudah mulai sibuk dengan karya-karya baru dan besar yang ber-evolusi sangat cepat. Mereka sudah selesai dengan urusan receh berpecah belah karena beda pandangan politik atau beda keyakinan. Mereka sudah sangat memahami apa yang harus dilakukan untuk bisa hidup di era industri 4.0. Mereka berubah menjadi produsen yang produktif dengan pertaniannya, dengan teknologinya dan dengan seninya,” jelasnya.
Melalui kegiatan Student Vaganza ini, rektor mengajak mahasiswa baru untuk berinovasi atau mati bersama-sama, untuk toleran dan respect terhadap semua keberagaman dan bangga menjadi diri sendiri, sebagai sebuah identitas kolektif dari sebuah bangsa bernama Indonesia.
Penasehat GCMP, Sumartono Hadinoto menyampaikan, bila Pancasila adalah hal yang penting bagi masyarakat, oleh sebabnya pihaknya mengapresiasi penuh aksi kebangsaan ini. kegiatan ini merupakan kontribusi nyata dari UNS untuk Indonesia.
“Saya sangat mengapresiasi, sudah saatnya kita tidak diam saja, kita sebagai WNI harus berkontribusi nyata, minimal menjaga, harus berbuat sesuatu bisa berdampak terhadap anak-anak muda. Ke depan kita akan siapkan program-program Pancasila dan kebhinnekaan, kita bisa menikmati Indonesia seperti ini karena perjuangan para pendiri bangsa dan pahlawan, jadi harus ikut berkontribusi, jangan sampai merusak itu dosanya luar biasa, marilah kita sama-sama menjaga dan berkontribusi , tanpa itu tidak akan terjadi NKRI, dari sabang sampai merauke harus berinisiatif dan tekad untuk berkontribusi, apalagi mahasiwa baru UNS kan tidak hanya dari Solo saja, banyak dari daerah lain,” ujar Sumartono. (adr)
(wd)