Pend & Budaya

Pentingnya Literasi Digital Sambut Era Ekonomi Digital

Pend & Budaya

29 Agustus 2019 17:45 WIB

Temu FEDEP Subosukowonosraten

SOLO, solotrust.com - Forum for Economic Development and Employment Promotion (FEDEP) atau Forum Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) se-solo Raya (Subosukowonosraten) kembali digelar di Gedung Inkubator Solo Techno Park, Jl. Ki Hajar Dewantara No. 19, Jebres, Surakarta (Solo), Selasa (27/8/2019).

Dalam forum tersebut dikemukakan topik "Pengaruh Ekonomi Digital terhadap Perkembangan Perekonomian Solo Raya". Dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya antara lain Hasnil Fajri (Director Data Aksara Matra, Advisor CEO Sarinah Persero), Yusuf Hadi Suseno Putro (pebisnis online, konsultan bisnis dan pemasaran online), dan lainnya.



Dalam pemaparannya, Hasnil menerangkan bahwa di masa revolusi industri 4.0 yang mana Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), Big Data, Cloud Computing, Machine Learning sudah merambah di berbagai lini dan kehidupan sosial masyarakat. Sehingga tuntutan untuk menguasai literasi digital menjadi sangat penting.

"Literasi digital kita masih rendah berbanding lurus dengan ICT Development Index kita yang rendah, ranking 111 dari 175 negara pada tahun 2017 dan World Digital Competitiveness Ranking di peringkat ke-62 pada tahun 2018. Peningkatan literasi digital di Indonesia, merupakan pekerjaan rumah pemerintah yang sangat berat," tuturnya, Selasa (27/8/2019).

Literasi digital menjadi salah satu dari enam literasi dasar yang disepakati World Economic Forum 2015. Literasi digital sama penting dengan membaca, menulis, berhitung dan disiplin ilmu lain. Setiap orang hendaknya bertanggungjawab terhadap penggunaan teknologi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Literasi digital akan menciptakan tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis-kreatif.

"Literasi digital penting agar masyarakat tidak mudah termakan isu provokatif, menjadi korban informasi hoax, atau korban penipuan berbasis digital. Terlebih di era ekonomi digital ini, data menunjukkan ada peningkatan aktivitas e-commerce di Indonesia," kata Hasnil.

Pada Januari 2019, diketahui 93 % pengguna internet mencari produk atau layanan secara online, 90 % pengguna internet mengunjungi website toko ritel online, 86 % pengguna internet melakukan pembelian produk atau layanan secara online, 37 % pengguna internet melakukan pembelian secara online melalui laptop atau komputer dan 76 % melakukan pembelian secara online melalui gawai.

Dari data itu, pengguna internet paling banyak pengeluarannya untuk travel (termasuk akomodasi) mencapai $ 9.376 miliar. Di posisi kedua pengeluaran paling besar untuk elektronik dan media fisik sebanyak $ 2.643 miliar, dan yang ketiga untuk fashion dan kecantikan sebesar Rp 2.307 miliar. Sisanya adalah furnitur dan perabot, mainan dan hobi, makanan dan kebutuhan pribadi, musik digital dan video games.

"Hal itu menunjukkan adanya potensi ekonomi digital di Indonesia. Pemerintah sendiri menargetkan Indonesia menjadi pusat ekonomi digital di Asia Tenggara pada 2020, salah satunya melalui road map e-commerce," ujarnya.

Hasnil melanjutkan, pada akhirnya ekonomi digital akan berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian di Solo Raya. Pemanfaatan teknologi digital di bidang ekonomi dinilai akan berdampak positif pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi Solo Raya, peningkatan UMKM yang Go Digital, hingga lahirnya start up - start up lokal.

"Ekonomi Digital juga berdampak pada meningkatnya transaksi jual-beli melalui online shop, e-commerce dan marketplace; meningkatnya transaksi pembayaran menggunakan e-money, e-wallet dan m-banking; serta meningkatnya pinjaman online (Peer to Peer/P2P) dan jasa financial technology (fintech) lainnya," jelasnya.

FEDEP kali ini diikuti oleh sebanyak 50an peserta antara lain dari FEDEP sendiri, BI, HIPMI, Bank Mandiri, ASITA, Dinkop, DPMPTSP, Dinas Pariwisata, Dinas Perdagangan, Diskominfo, Bappeda, BP3D, OJK Solo, Kadin, GASS, dan lainnya yang berasal dari Kota Solo, Kab. Sukoharjo, Kab. Karanganyar, Kab. Boyolali, Kab. Wonogiri, Kab. Sragen dan Kab. Klaten. (Rum)

(wd)