Ekonomi & Bisnis

Pengelola Hotel Harus Manfaatkan Platform Digital

Ekonomi & Bisnis

10 September 2019 22:31 WIB

Dicky Sumarsono, CEO Azana Hotels & Resorts.


SOLO, solotrust.com - Kemunculan berbagai platform yang memfasilitasi pemasaran hotel di era digital ini seharusnya dimanfaatkan pelaku industri perhotelan untuk mengembangkan usahanya. Terlebih jutaan pengguna ponsel pintar dimanjakan berbagai situs maupun aplikasi yang memuat beragam pilihan hotel disertai detilnya.



Hal itu diungkap oleh CEO Azana Hotels & Resorts, Dicky Sumarsono yang menerangkan bahwa masyarakat kini dapat mengetahui daftar hotel di wilayah tertentu, bahkan disertai detail filter guna mempermudah pencarian yang menyodorkan kualifikasi hotel. Seperti Booking.com, Tripadvisor, Traveloka, Tiket.com, Azanahotel.id dan masih banyak lainnya.

Baca: Cocok! Hotel Ini Sediakan Promo Harga Miring Dengan Fasilitas Mantap

"Sangat banyak platform yang menjadi fasilitator dalam pemasaran yang dapat merangkul seluruh kalangan. Menurut saya, beragam platform e-commerce ini berlomba-lomba menyajikan pemasaran hotel. Data Tripadvisor, Indonesia memiliki 7,3 juta akomodasi yang bisa diakses. Bahkan pada tahun 2018, telah tersedia sekitar 17.000 hotel di Indonesia yang dapat dijangkau dengan mudah," tuturnya melalui siaran pers yang diterima solotrust.com, Senin (9/9/2019).

Menurutnya, semakin cepat hotel bergerak, semakin mudah untuk mengubah tantangan bisnis menjadi kesempatan berbisnis yang baru. Hanya yang bergerak lambat akan melihat teknologi digital maupun era digitalisasi sebagai sebuah ancaman. Oleh sebab itu, Dicky menilai diperlukan model bisnis unik yang cocok di setiap bentuk strategi usaha, seperti mengidentifikasi suatu nilai produk yang masih belum terpenuhi sesuai kebutuhan pelanggan.

"Pelaku industri hotel harus dapat beradaptasi dengan pesaing baru yang memanfaatkan teknologi dalam melayani pelanggan, jika ingin mendapatkan porsi lebih besar dalam pembagian pasar terutama yang sudah memiliki teknologi canggih hotel seperti di platform AirBnB, dan lain-lain," paparnya.

Selain itu, kata Dicky, teknologi membuat pengalaman pelanggan menjadi faktor penting dalam menciptakan reputasi sebuah hotel karena pelanggan dapat memberikan umpan balik secara online. Bahkan teknologi dimanfaatkan untuk memangkas biaya tenaga kerja, membuat beberapa lapangan pekerjaan di hotel tak membutuhkan sumber daya manusia terlalu banyak lagi.

Dari segi persaingan bisnis, pihaknya menjelaskan, dulu lawan diketahui secara jelas, supply dan demand-nya tunggal, pola kerja dan bisnis masih linier. Sedangkan di era digital saat ini, justru lawan-lawan bisnis tidak terlihat, supply and demand melalui jejaring.

Namun demikian, Dicky optimis banyak peluang dalam posisi bisnis khususnya industri perhotelan di "dunia baru” seperti ini.

"Justru banyak peluang yang bisa kita ambil dari perusahaan lain atau dari ide bisnis yang telah berjalan dari perusahaan lain, yang mungkin belum optimal dan masih bisa kita kembangkan. Hanya dengan merubah bisnis model, memperbaiki kinerja, merubah strategi, dan melakukan perubahan-perubahan secara sering agar tetap dinamis," jelasnya. (Rum)

(wd)