SOLO - solotrust.com - Memasuki musim hujan di akhir tahun ternyata menimbulkan dampak pada turunnya pasokan sayur hingga 50 persen karena susah mendapatkan sayur mayur atau bahkan gagal panen. Akibatnya, terjadi peningkatan harga sayuran di pasar tradisional di kota Solo selama satu pekan ini. Bahkan kenaikan harga beberapa jenis sayuran mencapai 100%. Terlebih, sayuran sebagai komoditas yang sensitif terhadap air hujan akan mudah busuk.
Salah seorang pedagang sayur di Pasar Legi, Wiwid mengungkapkan jenis sayuran yang pasti terdampak curah hujan tinggi antara lain seledri, daun bawang, kubis, hingga tomat. "Memang kalau musim hujan gini penjualan sayur mayur agak terseok karena pasokan susah, berakibat harga mahal, sehingga permintaan menjadi menurun," keluhnya.
Adapun kenaikan harga sayuran tersebut antara lain harga seledri dsri Rp 15 ribu menjadi Rp 30 ribu per kg, daun bawang dari harga Rp 9 ribu menjadi 15 ribu per kg, harga kubis dari Rp 4 ribu menjadi Rp 5 ribu per kg, harga tomat dari Rp 8 ribu menjadi Rp 9 ribu per kg.
Meski begitu, ada pula komoditas lain yang tak terpengaruh intensitas hujan tinggi. Contohnya harga cabe di pasaran yang stabil. Salah seorang pedagang cabai di Pasar Legi, Sri Lestari mengatakan harga cabai rawit Rp 13 ribu per kg, cabai merah besar Rp 25 ribu per kg, cabai merah keriting berkisar Rp 20 ribu - Rp 25 ribu per kg, rawit putih Rp 8 ribu per kg dan cabai hijau keriting Rp 10 ribu per kg.
"Hanya saja musim hujan ini membuat adanya cabai busuk yang lebih banyak dibanding saat musim kemarau. Bahkan dalam sehari cabai busuk hingga 5 kg sendiri," ujarnya.
Lain halnya dengan komoditas bawang merah dan bawang putih yang justru mengalami penurunan harga karena terjadi panen raya. Salah seorang pedagang bawang, Sri Rahayu mengatakan harga bawang turun sejak setengah bulan lalu. Adapun harga bawang putih dari Rp 20 ribu jadi Rp 18 ribu, bawang merah turun harga dari Rp 18 ribu menjadi Rp 16 ribu sedangkan bawang bombay turun dari harga Rp 12 ribu menjdi Rp 10 ribu per kg. (Arum-A)
(Redaksi Solotrust)