Serba serbi

Tingkatkan Kemampuan, Rumah Sakit Ini Gelar Simuasi Evakuasi Gempa

Olahraga

25 Oktober 2019 14:20 WIB

Simulasi bencana gempa RSUD Dr. Moewardi Solo di TMP Kusuma Bakti.


SOLO, solotrust.com - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta menyelenggarakan Simulasi Bencana Gempa Bumi pada Kamis (24/10/2019) secara internal dan eksternal. Simulasi internal di Ruang Rawat Inap Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Jebres Solo dan simulasi eksternal dilaksanakan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bakti Jurug Solo.



Plt Direktur (Wakil Direktur Pelayanan) RSUD Dr. Moewardi Provinsi Jawa Tengah, Suharto Wijanarko menjelaskan bahwa simulasi tersebut diadakan oleh Bagian Pendidikan dan Penelitian RSUD Dr. Moewardi Solo sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan rumah sakit, dalam upaya penanggulangan bencana eksternal rumah sakit secara efektif dalam penanganan bencana secara efektif.

Kasubag Hukum dan Humas RSUD Dr. Moewardi Solo, Eko Haryati menjelaskan, penyelenggaraan simulasi penanganan bencana ini merupakan program yang dilakukan dalam rangka antisipasi bencana alam gempa bumi, sehingga semua staf rumah sakit memahami tindakan apa yang harus dilakukan kalau semisal terjadi bencana. Untuk acara ini pihaknya menggandeng beberapa unit terkait diantaranya dari BMKG, PMI Surakarta, Damkar dan lainnya.

"Walau harapan kita tidak terjadi bencana, aman-aman saja di Surakarta. Acara ini melibatkan semua staf atau civitas hospitalia sehingga nanti kalau terjadi gempa, apa yang harus dilakukan di masing-masing fungsi, siapa yang bertanggung jawab terhadap keamanan pasien, siapa yang harus bertanggung jawab akan rekam medik pasien atau dokumen-dokumen penting, siapa yang bertanggung jawab untuk mengamankan fasilitas-fasilitas rumah sakit. Itu sudah dibagi per bagian tupoksi masing masing," tuturnya pada solotrust.com, Kamis (24/10/2019).

Pelaksanaan simulasi eksternal di TMP Kusuma Bakti Solo sebagai rumah sakit lapangan, dilatarbelakangi alasan tertentu. Karena untuk gempa, memang harus menyelamatkan diri dari kemungkinan bangunan ambruk. Saat terjadi gempa, pasien akan diselamatkan ke tempat yang aman dari keruntuhan bangunan. Dalam situasi bencana gempa biasanya yang terjadi adalah kebanyakan pasien di bagian bedah rawan tertimpa reruntuhan atau bangunan. Apabila BMKG sudah menyatakan bahwa kondisi aman dan tidak akan terjadi gempa lagi baru pasien akan dievakuasi ke rumah sakit melalui instalasi gawat darurat.

Adapun langkah penyelamatan saat situasi bencana gempa, pertama dilakukan evakuasi pasien yang potensial bisa diselamatkan, kedua menggunakan jalur evakuasi untuk menyelamatkan pasien ke tempat-tempat yang aman. Pihaknya menegaskan, semua harus diselamatkan karena itu disiapkan petugas yang bertugas menyelamatkan pasien, dokumen dan alat alat medis sebab semua adalah aset. Pastinya di setiap unit di tiap bangsal masing-masing sudah ada petugas penanggung jawab khusus untuk evakuasi.

"Harapannya jelas mudah-mudahan tidak terjadi bencana baik di Solo maupun di Indonesia. Semua staf rumah sakit diharap berperan aktif bertugas sesuai apa yang menjadi tanggungjawabnya sehingga tidak bingung ketika terjadi bencana," tutupnya. (rum)

(wd)