Hard News

Komjen Idham Azis Ditetapkan Sebagai Kapolri, Ia Pernah Tangani Kasus Dr. Azahari

TNI / Polri

31 Oktober 2019 10:55 WIB

Komisaris Jenderal Idham Azis.

JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI akan menggelar rapat paripurna menetapkan Komisaris Jenderal Idham Azis menjadi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) pada hari ini, Kamis, (31/10/2019).

Baca: Calon Kapolri Komjen Idham Azis Siapkan 7 Program Prioritas, Salah Satunya Soal SDM



"Ya, Kamis di paripurna," ujar anggota Komisi Hukum DPR RI, Desmond J. Mahendra di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (30/10).

Pagi ini, DPR masih akan melakukan rapat badan musyawarah atau Bamus untuk menetapkan waktu rapat paripurna.

Kemarin, DPR telah menyelesaikan rangkaian uji kelayakan dan kepatutan terhadap Idham Azis. Idham lolos dengan proses yang mulus dan cepat. DPR secara aklamasi memilih Idham sebagai pengganti Tito Karnavian yang kini menjadi Menteri Dalam Negeri.

Idham merupakan lulusan Akademi Kepolisian 1988. Lelaki kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara, 30 Januari 1963 ini dikenal berwawasan di bidang reserse dan antiteror. Jabatan terakhir Idham adalah sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri.

Salah satu terduga teroris yang pernah ditanganinya adalah Dr. Azahari, orang yang diyakini sebagai otak bom Bali I dan II. Azahari tewas di Batu, Malang, Jawa Timur pada 2005 dengan dua versi cerita: meledakkan diri saat diburu Detasemen Khusus 88 atau ditembak petugas.

Pada 2014, Idham didapuk menjadi Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah yang dianggap rawan teror oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur. Mei 2015, pasukan Brigade Mobil menyerbu sekelompok orang yang diperkirakan berjumlah tujuh laki-laki anak buah Santoso, pemimpin MIT. Baku tembak itu mengakibatkan dua orang yang diduga sebagai teroris tewas dan dua polisi luka-luka.

Pada 2014, Idham didapuk menjadi Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah yang dianggap rawan teror oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur. Mei 2015, pasukan Brigade Mobil menyerbu sekelompok orang yang diperkirakan berjumlah tujuh laki-laki anak buah Santoso, pemimpin MIT. Baku tembak itu mengakibatkan dua orang yang diduga sebagai teroris tewas dan dua polisi luka-luka.

Idham juga dikenal sangat dekat dengan mantan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dimulai pada 2005. Kala itu, Tito Kepala Subden Bantuan Densus 88/AT Bareskrim Polri.

Tito meminta Idham menjadi wakilnya dalam investigasi kasus di Poso, Sulawesi Tengah. November 2005, Idham resmi menjadi Wakil Ketua Satuan Tugas Bareskrim Poso mendampingi Tito.

Saat Tito Kapolri, karir Idham terus menanjak. Dari Kapolda Sulteng pada periode 2014-2016, Inspektur Wilayah II Inspektorat Pengawasan Umum Polri (Maret-September 2016), Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (September 2016-Juli 2017).

Kemudian Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Juli 2017-Januari 2019), dan Kabareskrim Mabes Polri (Januari 2019-sekarang). #teras.id

(wd)