Solotrust.com - Prestasi internasional di bidang olahraga karate kembali dipersembahkan pelajar SMA yang tergabung dalam Tim Delegasi Indonesia. Dilansir dari laman Kemendikbud (14/11/2019), mereka berhasil meraih dua medali emas, tiga medali perak, dan dua medali perunggu dalam ajang “4th International De La Province De Liege 2019” di Hersel, Belgia.
Turnamen ini merupakan kejuaraan karate dengan tingkat kompetisi yang tinggi, dan diikuti oleh 1.124 peserta dari 137 tim yang berasal dari 30 negara Eropa, Asia dan Arika serta Amerika.
Bahkan beberapa peserta merupakan Tim Nasional yang baru saja mengikuti Kejuaraan dunia karate WKF di Santiago, Chile, pada tanggal 24 – 27 Oktober 2019.
Berikut daftar prestasi yang diraih para pelajar SMA dalam kompetisi karate tersebut:
• 1 Emas dan 1 Perak ( Kata U18 Putra) oleh Jibril Brilyan Smith (SMAN 4, Sidoarjo, Jawa timur)
• 1 Emas (Kumite U18 kelas -76 kg Putra) Dino Henry Tutu (SMAN 9 Manado, Sulawesi Utara)
• 1 Perak (Kumite -48 kg U18 Putri) oleh Yodi Amara Jati (SMAN 1 Purwodadi, Jawa Tengah)
• 1 Perak (Kumite -48 kg U18 Putri) oleh Youone Isabella Mawikere siswa SMAN 9 Manado, Sulawesi Utara
• 2 Perunggu (Kata U18 Putri dan Kata Senior Putri) oleh Rhesnafia Triokta siswa SMAN 4 Kota Jambi, Jambi.
Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tahun 2019, Kemendikbud melalui Direktorat Pembinaan SMA bekerja sama dengan Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (PB. FORKI) mengirimkan juara terpilih pada O2SN Cabor Karate untuk mengikuti kompetisi yang dilaksanakan pada tanggal 9 November 2019 itu.
Pengiriman siswa yang berasal dari binaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA tersebut bertujuan untuk memberikan pengalaman bertanding internasional kepada para juara O2SN cabang olahraga karate dan mengukur kemampuan prestasi siswa terpilih pada bidang karate di wilayah Eropa, serta memacu semangat siswa dalam mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang karate.
Tim Karate Pelajar SMA telah menjalani pembinaan di Jakarta selama 21 hari. Lawan mereka di Belgia tidak hanya sesama pelajar yang berusia 16 dan 17 tahun, melainkan di usia yang lebih tinggi di kelas U21 dan senior.
Aklimatisasi cuaca telah dilakukan dengan membuat suhu di ruang latihan mendekati suhu di Belgia. Para pelatih juga telah membekali taktik dan strategi untuk menghadapi peserta yang umumnya lebih tinggi postur tubuhnya. (Lin)
(wd)