Hard News

Cuaca Ekstrim di Yogyakarta, BPBD Imbau Wisatawan Waspadai Dataran Tinggi dan Sungai

Sosial dan Politik

6 Januari 2020 12:28 WIB

Ilustrasi.


YOGYAKARTA – Hujan dan angin mulai sering mengguyur wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Turunnya intensitas hujan yang semakin tinggi memunculkan dampak di beberapa titik. Salah satunya di Bantul, tepatnya di di jalur Cinomati, Wonolelo, Pleret yang mengalami longsor pada Sabtu (4/1/2020).



Jalur yang menghubungkan Desa Wonolelo Pleret dan Dlingo Kabupaten Bantul itu selama ini menjadi rute favorit wisatawan dari Kota Yogyakarta, jika hendak menuju objek wisata Mangunan, seperti Hutan Pinus, Puncak Becici, dan wisata alam lainnya.

Baca: Cuaca Ekstrem, Gelaran Imlek Festival Diharapkan Tetap Maksimal

Soal hujan yang tak henti melanda Yogyakarta awal tahun ini, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantara, mengimbau wisatawan juga lebih mawas.

"Kami imbau wisatawan yang berkunjung ke objek wisata khususnya yang ada di dataran tinggi, di aliran sungai atau kali ekstra berhati-hati saat hujan intens seperti sekarang," ujar Biwara, Minggu (5/1).

Imbauan untuk tak mendekati objek di dataran tinggi tersebut, untuk mewaspadai longsor. Sedangkan objek di pinggiran sungai atau kali untuk mewaspadai banjir.

"Bila hujan deras segera mencari tempat yang aman, terutama dari potensi longsor, pohon tumbang atau sambaran petir," ujar Birawa.

Birawa juga meminta bagi wisatawan yang sudah terlanjur berada di objek wisata saat hujan deras terjadi, juga patuh pada arahan petugas yang ada di objek wisata bersangkutan.

"Silakan ikuti arahan petugas di lapangan," ujarnya.

BPBD DIY telah mengacu pada data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta. Bahwa mulai tanggal 1 hingga 7 Januari 2020, wilayah DIY dimungkinkan terjadi hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang, yang bisa memicu terjadinya banjir, longsor, pohon tumbang, dan dampak buruk lainnya.

Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, dalam keterangannya Minggu (5/1) menyebut ada potensi cuaca ekstrem di Yogyakarta, berupa hujan lebat disertai angin kencang yang diprediksi berlangsung hingga 8 Januari 2020.

Potensi hujan lebat disertai angin kencang di Yogyakarta dipicu aktivitas Monsun Asia yang meningkat. Peningkatan aktivitas Monsun Asia itu menjadikan adanya penambahan massa udara basah di wilayah Indonesia.

Baca: Penghujung Tahun, Kota Solo Diterjang Puting Beliung.

Sementara itu berdasarkan model prediksi, aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) fase basah diprediksikan mulai aktif di sekitar wilayah Indonesia selama periode sepekan ke depan, kondisi ini dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan cukup signifikan di wilayah Indonesia. #teras.id

(wd)