Entertainment

Cara Menulis Fiksi dan Lirik Lagu Menurut Dewi Lestari

Musik & Film

20 Mei 2020 18:35 WIB

Tompi saat bersama Dee (Foto: Instagram-@deelestari)

Solotrust.com - Dewi Lestari atau Dee, sapaan akrabnya merupakan seorang penulis terkenal yang sudah menelurkan beberapa karya, baik berbentuk novel maupun lirik sebuah lagu. Seperti novel Supernova karangan Dee, para pembaca pun akan terkagum dengan salah satu karya miliknya itu. Sedangkan salah satu lagu ditulis liriknya oleh Dee berjudul Firasat yang pernah dinyanyikan mantan suaminya, Marcel Siahaan.

Melihat kepiawaian Dee dalam menulis novel dan lirik lagu membuat dokter Tompi yang juga seorang musikus penasaran dibuatnya. Pada suatu kesempatan setelah mengajar, Dee mendapatkan sebuah pesan terselip dari dokter Tompi mengenai cara mentransfer ilmu menulis novel ke tulisan sebuah lirik. Hal itu diungkapkan Dee di akun Instagramnya pada Selasa (19/05/2020).



“Bercerita lewat lirik. Ketika kelas usai, saya dikirimi teks dari chat room (yang tak bisa saya baca ketika kelas berjalan). Ternyata ada pertanyaan terselip dari Tompi. Pertanyaan sangat bagus yang sayangnya tak terjawab karena keterbatasan waktu,” ungkap Dee yang kemudian menjanjikan akan menjawabnya di sebuah postingan khusus suatu saat nanti.

Setelah waktu berlalu dan tidak terlalu sibuk, Dee pun memenuhi janjinya.

“Sungguh, keduanya berkaitan erat. Prinsipnya nyaris serupa. Perbedaan fundamentalnya adalah ruang. Dalam lagu, ruang kita terbatas (3,5-5 menit untuk lagu pop). Struktur lagu, khususnya pop, juga lebih tegas dan baku (verse-reff-verse-interlude/bride-reff, dst). Sementara, ruang fiksi luasnya suka-suka dan letak marka bagan 3 babaknya tidak setegas bagan lagu,” terang Dee menjelaskan perbedaan di antara keduanya.

“Keterbatasan itu justru punya konsekuensi : lirik harus mampu lebih efisien lagi daripada fiksi. Kalau pada fiksi, kita berusaha tegas membabat kata-kata ‘berlemak’, dalam lirik kita harus lebih tega lagi. Jangan sia-siakan nada, jangan sia-siakan ruang. Selebihnya, kembali ke kiat story telling. Ini preferensi subjektif, tidak semua penulis lagu memilihnya, tapi bagi saya, penting untuk melengkapkan peristiwa dalam lirik. Bagan dramatisnya serupa: pembuka-konflik-resolusi. Dengan demikian, lirik pun dapat mengandung kisah utuh, meski bentuknya mini,” lanjut mantan personel Rida Sita Dewi (RSD) ini.

Bagi Dee, hal terpenting dalam menulis lagu, yakni selalu menjunjung tinggi Prosody (keselarasan melodi dan lirik). Dee beranggapan hal itu seperti jalinan antara story dan plot yang menentukan denyut cerita. Jalinan melodi dan lirik adalah denyut nadi lagu.

Dee pun memberikan tawaran dan mengajak Tompi suatu saat nanti bisa membuat sebuah mini workshop lirik lagu bersama dirinya. (dd)

(redaksi)