Entertainment

Kakak Kandung Tutup Usia, Ini Kenangan Sudjiwo Tejo dengan Almarhum

Selebritis

28 Mei 2020 11:31 WIB

Sudjiwo Tejo (tengah) bersama almarhum kakaknya Mento (kanan) dan kakak iparnya (kiri)

Solotrust.com - Presiden Republik Jancukers, Sudjiwo Tejo tengah berduka. Sang kakak kandung, Supriyanto meninggal dunia pada Rabu (27/05/2020) subuh kemarin di Situbondo. Kabar ini disampaikan Sudjiwo Tejo sendiri di akun Instagramnya.

"Kakak kandungku Supriyanto disempurnakan hidupnya tadi subuh di Situbondo. Yang berkenan, mohon doa dan Al Fatihah-nya.. dan #utangrasa untuk semuanya itu." tulis pemeran film Kafir dalam caption yang menyertai unggahan foto bersama kakaknya, Rabu (27/05/2020).



Dalam unggahan foto slide kedua, Sudjiwo Tejo menceritakan pengalamannya dengan sang kakak dan juga kakak iparnya, Yanto. Dalam foto itu, kedua kakak Sudjiwo Tejo sengaja hadir ke Jakarta di saat dirinya tengah punya hajatan resepsi pernikahan anaknya.

Sudjiwo Tejo sendiri mengaku tak mengetahui usia kakaknya yang meninggal sebab dalam tradisi keluarganya tidak pernah ada tradisi ulang tahun. Ia mengenang sang kakak yang biasa dipanggil Mento punya keahlian kerajinan tangan.

Dikisahkan, saat masih duduk di bangka TK atau SD kelas satu, Sudjiwo Tejo ngambek tak mau berangkat sekolah sebelum dibuatkan mainan yang dijanjikan almarhum kakaknya. Melihat anaknya ngambek tak mau sekolah, sang ibu akhirnya meminta almarhum membuatkan mainan yang diminta Sudjiwo Tejo.

"Aku suka senyum-senyum sendiri kalau mengingat itu. Sekali lagi terima kasih untuk doa dan Al Fatihah-mu," tutup Sudjiwo Tejo. (dd)

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Kakak kandungku Supriyanto disempurnakan hidupnya tadi Subuh di Situbondo. Yang berkenan, mohon doa dan Al Faatihah-nya .. dan #utangRasaku untuk semua itu. . . Slide 2: ketika tahun lalu almarhum mengunjungiku di Jakarta pas aku mantu, bersama kakak iparku dari Kendari yg juga bernama Yanto. Aku nggak tahu berapa umur almarhum karena keluarga kami tidak punya tradisi ultah. . . Aku punya panggilan sendiri terhadap kakak2ku. Almarhum kupanggil “Mento”, malihan dari Mas Yanto. Mento bagus kerajinan tangannya, termasuk ketika membuatkan aku mainan dari daun kelapa, sabut dll hingga mobil2an dari kulit jeruk bali. Pas TK atau SD kelas 1 (?) di Wonorejo, desa di Baluran, aku ngambek nggak mau sekolah sebelum Mento bikinin mainan yang ud almarhum janjikan sebelumnya. Seperti biasa, ibuku membelaku. Aku suka senyum2 sendiri kalau ingat itu. Sekali lagi terima kasih untuk doa dan Al Faatihah-mu ..

Sebuah kiriman dibagikan oleh Sudjiwo Tejo (@president_jancukers) pada


(redaksi)