Hard News

KKN Bali Ndeso, Ririn Widiastuti Latih Warga Bikin Hand Soap

Jateng & DIY

22 Agustus 2020 12:31 WIB

Sabun cuci tangan (hand soap) kreasi Ririn Widiastuti

SUKOHARJO, solotrust.com - Pandemi Covid-19 melanda berbagai negara di dunia berimbas pada sektor perekonomian, termasuk usaha kecil dan menengah. Kebijakan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) diterapkan sejumlah daerah guna memutus rantai penularan virus, berimbas lesunya sektor usaha. Situasinya pun tak beda jauh ketika pemerintah melonggarkan PSBB dengan memberlakukan kebijakan kenormalan baru.

Selain berbelanja guna memenuhi kebutuhan pokok, terutama makanan dan bahan makan, hal-hal berkaitan dengan kesehatan, seperti sabun mandi, sabun cuci tangan, disinfektan, dan hand sanitizer kini juga menjadi kebutuhan tak bisa ditinggalkan. Tak hanya di rumah tangga, sabun dan hand sanitizer juga banyak dibutuhkan rumah makan, kantor pemerintah, hingga di dunia bisnis.



Melihat tingginya potensi kebutuhan sabun cuci tangan (hand soap), Ririn Widiastuti yang tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) “Bali Ndeso” berupaya mencegah penularan Covid-19 di kampung halamannya, Dusun Jetis Mantren RT 04 RW 07, Desa Pojok, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo. Ia tergerak melakukan kegiatan produktif.

Dengan arahan dosen pembimbing Siswanto, mahasiswi Fakultas Teknologi dan Industri Pangan Universitas Slamet Riyadi Surakarta itu memberi pelatihan pembuatan sabun cuci tangan pada warga setempat, terutama anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan para pemuda/pemudi. Hasil pembuatan hand soap bisa digunakan sendiri, selain dijual untuk menambah pendapatan.

"Kami berharap program pengabdian masyarakat dalam KKN ini benar-benar bermanfaat bagi masyarakat, yakni untuk meningkatkan motivasi usaha, kesadaran, keterampilan masyarakat serta pengetahuan tentang cara pembuatan hand soap," kata Ririn Widiastuti dalam keterangan tertulisnya.

Kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan praktik langsung, kemudian pemaparan materi, meliputi pentingnya cuci tangan pakai sabun di masa kenormalan baru, pembuatan hand soap secara mandiri sebagai peluang usaha. Selanjutnya dilakukan pengenalan alat-alat dan bahan yang digunakan, substitusi bahan lokal yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai ekonomis, serta cara kerja dalam pembuatan hand soap.

Hasil dari pelatihan, hand soap atau sabun cuci tangan cair yang dihasilkan berwarna merah, berbau harum, tidak membuat kasar dan kering pada kulit tangan saat sabun dipakai karena kandungan bahan yang ditambahkan.

"Langkah selanjutnya perlu dikembangkan kerja sama dengan pihak terkait untuk pengembangan bisnis dalam upaya mempromosikan produk hand soap warga dengan sasaran toko-toko dan warung makan di wilayah Kabupaten Sukoharjo.

(redaksi)