KLATEN, solotrust.com- Lima sekolah tingkat SMP di Kabupaten Klaten, Jumat (9/10/2020) ini mulai masuk perdana. Lima sekolahan tersebut yakni, SMPN 1 Karangdowo, SMPN 1 Kemalang, SMPN 1 Kebonarum, SMPN 1 Karanganom, serta SMPN 2 Klaten.
Di SMPN 2 Klaten setiap masuk ruangan kelas para siswa di cek suhu badan, serta diwajibkan mematuhi protokol kesehatan, yakni, memakai masker dan cuci tangan.
Kepala Dinas Pendidikan Klaten, Wardani mengatakan, proses pembelajaran tatap muka ini sifatnya uji coba. Meski begitu, tatap muka para siswa ini sudah didukung dari Forkopincam serta Puskesmas.
“Ini sudah mendapat dukungan dari Forkopincam kecamatan, serta tim dari Puskesmas. Jadi, disini ada petugas dari Puskesmas,”katanya kepada solotrust.com, Jumat pagi.
Dengan adanya pembelajaran tatap muka ini para siswa dari kelas 7 di SMPN 2 Klaten mengaku, bahagia dan senang. Menurutnya, dengan tatap muka dapat bertemu dengan para guru serta para siswa lainnya.
Selama mengikuti pembelajaran dengan sistem darring para siswa juga mengaku jenuh dan tidak dapat belajar dengan maksimal.
“Ya, bahagia dapat sekolah tatap muka. Kalau tatap muka dapat bertemu Ibu dan Bapak Guru. Kalau daring terkadang masih kesulitan mengerjakannya tugas sendiri,” ujar Feria Ana.
Sementara, Kepala SMPN 2 Klaten, Ismadi mengatakan, bahwa SMPN 2 sudah siap melakukan pembelajaran sejak gugus tugas kabupaten mengumumkan new normal.
“Sebenarnya SMPN 2 ini sudah siap sejak Pak Presiden mengumumkan sekolah dapat masuk sekolah pada beberapa bulan yang lalu. Namun, pada waktu itu Klaten masih dalam kondisi masuk zona merah, akhirnya diundur,” kata dia.
Saat ini kabupaten Klaten masuk pada zona kuning. Sehingga pihak sekolah berani mengadakan tatap muka. Hal ini menjawab keluhan para siswa serta orang tua siswa dimana proses pembelajaran semakin hari semakin meningkat.
“Sebenarnya siswa orang tua siswa sudah menemui titik jenuh. Artinya, kalau siswa dapat tatap muka orang tua ini senang. Namun, kami juga minta persetujuan orang tua, Gugus Tugas, serta Forkopincam,”ujar dia.
Dikatakanya, saat masuk ruangan satu persatu para siswa terlebih dahulu dicek suhu badan oleh pihak sekolah dengan alat thermo gun. Dan para siswa yang akan memasuki ruangan diwajibkan memakai masker dan cuci tangan.
“Jadi kita benar benar mematahui protokol kesehatan. Siswa yang masuk diarahkan untuk cuci tangan terlebih dahulu, para guru juga stanbay di ruangan, pintu masuk sekolah. Tujuan untuk dapat memantau siswa mematahui protokol kesehatan,” kata dia.
Pembelajaran perdana para siswa dibekali dengan materi terkait pentingnya protokol kesehatan serta pengetahuan tentang wabah virus corona hingga bahaya penularan covid 19. Sementara, proses pembelajaran selama dua jam dan setiap ruangan di isi 10 siswa. (Jaka)
(wd)