TEMANGGUNG, solotrust.com- Di era adaptasi baru, cuci tangan menjadi sebuah keharusan agar tetap sehat dan mencegah penularan covid 19. Maka dari itu diperlukan alat cuci yang efektif, efesien, dan higienis. Berbekal hal tersebut, siswa SMK Bansari menciptakan alat cuci tangan tanpa sentuh, sehingga bisa mengurangi penyebaran virus korona melalui benda-benda yang disentuh oleh tangan.
Di ruang praktik tehnik audio video SMK Bansari para siswa berhasil memanfaatkan sebuah kran otomati yang diberi nama Wash Hand Automatic (WHO). Alat ini merupakan sebuah inovasi alat cuci tangan otomatis tanpa harus menyentuh kran.
Pripsip kerja WHO adalah dengan memanfaatkan sensor ultrasonic, sehingga secara otomastis bisa mengeluarkan air tanpa harus menyentuhnya.
Kran WHO ini berasal dari buah pemikiran siswa SMK Bansari yang kemudian mendapat bimbingan dari guru mereka. Untuk membuat satu kran otomatis WHO ini tidak diperlukan waktu yang lama, namun hanya sekitar 2 jam.
Salah satu siswa SMK Bansari, Doni Aldian mengatakan, alat buatan siswa tersebut diletakkan di atas pipa air yang juga berfungsi sebagai kran. Sensor tersebut menghadap ke bawah sehingga ketika ada tangan atau benda lainnya dalam jarak tertentu, sensor akan mengaktifkan kran dan air bisa mengalir.
“Kami membuat alat ini untuk adaptasi kebiasaan baru untuk kita bisa cuci tangan namun tidak memutar kran, kita tinggal cuci tangan langsung mengalir sendiri.” Jelas Doni, Selasa (3/11/2020).
Kepala SMKN Bansari, Suharna menjelaskan, ide dari dari kran ini adalah bagaimana menciptakan alat cuci tangan efektif, efesien dan higienis, sebagai upaya pencegahan penularan covid-19 melalui sentuhan benda dan penerapan protokol kesehatan mencuci tangan.
“Saat ini karena pandemi kebetulan ada kabutuhan wajib melakukan protokol kesehatan seperti cuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak, nah di sektor cuci tangan ini, itu yang mendasari untuk membuat WHO itu sendiri.” Jelas Suharna.
Selain sederhana, biaya pembuatan kran cuci otomatis juga terbilang cukup murah, hanya sekitar Rp 250 ribu.
Saat ini pihak sekolah terus melakukan modifikasi terhadap alat tersebut dan siap untuk dipasarkan apabila nantinya ada pihak lain yang memesan alat tersebut. (D)
(wd)