Hard News

Pemerintah Kampanyekan Pencegahan Penularan Covid-19 dalam 77 Bahasa Daerah

Hard News

2 Desember 2020 15:31 WIB

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) meluncurkan pedoman perubahan perilaku protokol kesehatan 3M dalam 77 bahasa daerah (Foto: setkab.go.id)

JAKARTA, solotrust.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) meluncurkan pedoman perubahan perilaku protokol kesehatan 3M dalam 77 bahasa daerah, secara virtual, Selasa (01/12/2020). Pedoman ini merupakan bagian dari kampanye pencegahan penularan Covid-19.

Pedoman ini dibuat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud bekerja sama dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menuturkan kampanye pencegahan penyebaran Covid-19 harus mudah dipahami masyarakat.



“Saat ini ditengarai pesan-pesan yang disampaikan oleh pemerintah melalui kampanye pencegahan penyebaran Covid-19 masih perlu ditingkatkan agar semakin mudah dipahami oleh masyarakat,” ujar Nadiem Makarim dalam sambutannya saat peluncuran, dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, setkab.go.id, Rabu (02/11/2020).

Menurutnya, terdapat tantangan besar menyangkut kebahasaan terkait isi kampanye. Untuk itu, strategi Kemendikbud adalah mengubah pesan-pesan itu ke dalam bahasa paling dekat dengan masyarakat, yakni bahasa daerah.

“Bahasa daerah sebagai bahasa ibu adalah sarana yang dapat mendekatkan pesan secara lebih emosional kepada penuturnya,” kata Nadiem Makarim.

Mendikbud berharap dengan diterjemahkan ke dalam bahasa ibu, para pendengar tidak hanya merasa lebih, namun juga memahami pesan pedoman tersebut serta tergerak untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pada kesempatan itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo menyampaikan apresiasi atas terobosan Kemendikbud.

“Bahasa daerah adalah salah satu cara kita untuk bisa mempercepat sampainya informasi kepada masyarakat, mengingat sebagian besar istilah-istilah yang dipakai dalam konteks Covid-19 sering kali merupakan bahasa asing atau serapan dari bahasa asing, seperti “adaptasi”, “asimptomatik”, new normal, dan social distancing,” papar Doni Monardo.

Pihaknya meyakini, pemakaian bahasa daerah akan membuat penjelasan tentang Covid-19 cepat dimengerti masyarakat, sekaligus menunjukkan kebesaran bangsa Indonesia dari sisi keragaman budaya.

(redaksi)