Hard News

Inspiratif! Demi Kelestarian Lingkungan, Sekolah Sungai Klaten Ajak Warga Gotong Royong Pascabanjir

Jateng & DIY

15 Desember 2020 18:31 WIB

Sekolah sungai Klaten dan warga bergotong royong membersihkan sungai pasca airmeluap, Minggu (13/12/2020). (Foto: @sekolahsungaiklaten)

KLATEN, solotrust.com – Sekolah Sungai Klaten, sebuah program didirikan untuk menjaga lingkungan dan mengembalikan fungsi sungai terus dikembangkan anak muda Klaten. Minggu (13/12/2020) lalu misalnya, Sekolah Sungai Klaten mengajak warga sekitaran Kali Chino untuk membersihkan sampah di sungai pascameluapnya air karena hujan terus mengguyur wilayah Klaten sejak Sabtu (12/12/2020).

“Pascahujan deras semangat bersih Sungai Chino chah kali @bbwsbsolo pemdes warga. Semoga aliran lancar dan banjir berkurang. Jangan buang sampah limbah di sungai.dua lokasi. @kabarklaten @kabar_klaten @DPUPRKlaten. Jangan buang sampah di sungai @dlhkprovjateng @YaniSunarno @ganjarpranowo,” tulis akun Twitter resmi Sekolah Sungai Klaten, dikutip Selasa (15/12/2020).



Sebelumnya, program ini sudah mampu mengembalikan fungsi sungai, bahkan mengubah sungai di Klaten yang semula kumuh menjadi bersih. Tentu hal ini menjadi daya tarik wisatawan, baik local maupun mancanegara berkat jernihnya air sungai di Klaten.

Sekolah sungai yang memiliki ciri khas gotong royong ini, bahkan telah dijadikan model bagi sekolah sungai internasional. Sekolah ini melibatkan seluruh stakeholder mulai dari pemerintah, masyarakat, relawan, dunia usaha serta kalangan pendidikan. Itulah yang membuat Sekolah Sungai ini menjadi istimewa dan baru terjadi di Klaten.

Klaten yang Senin (14/12/2020) kemarin menerima penghargaan sebagai Kota Peduli HAM oleh Kementerian Hukum dan HAM, tentunya berbangga dengan program sekolah sungai ini. Pasalnya, selain mampu mengembalikan fungsi sungai, program ini juga telah mendapat banyak penghargaan.

Beberapa penghargaan pernah diraih Sekolah Sungai, antara lain penghargaan yang diberikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yogyakarta pada 2018 atas keberhasilan mengurangi risiko bencana banjir, serta juara satu lomba Komunitas Peduli Sungai (KPS) diselenggarakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Di samping itu, salah satu pegiat program Sekolah Sungai Klaten, Arif Fuad Hidayah juga mendapatkan penghargaan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) atas upayanya mengembangkan program ini.

Dengan semangat dan ketekunan pegiat Sekolah Sungai Klaten, mereka mampu menyadarkan masyarakat Klaten akan pentingnya fungsi sungai bagi kehidupan manusia. Masyarakat dan para pegiat sekolah sungai bergotong royong merawat sungai tanpa mengharapkan imbalan apa pun demi kelestarian lingkungan.

“Inilah perilaku kita. Sungai jadi tempat pembuangan sampah.mereka bukanlah ingin terkenal/hanya karena digaji, mereka hanya ngin masyarakat tidak terdampak seandainya sampai ini menutup dan tanggul jebol. Empati. @DPUPRKlaten @kabarklaten @YaniSunarno @jaka_sawaldi @ganjarpranowo @bbwsbsolo,” tulis admin dalam salah satu cuitan @sekolahsungaiklaten.

Program ini tentu dapat menjadi percontohan bagi wilayah-wilayah lain, terutama bagi wilayah yang memiliki aliran sungai. Selain menjaga ekosistem lingkungan dan mengurangi risiko bencana banjir, program ini juga mampu membantu sektor ekonomi dengan memanfaatkan fungsi sungai secara bijak. (dhk)

(redaksi)