Hard News

Presiden Joko Widodo Tegaskan Sikap Toleran Antar Keagamaan Adalah Keharusan

Nasional

7 April 2021 14:12 WIB

Presiden Jokowi memberikan pidato pada Pembukaan Munas ke IX LDII, Rabu (7/4). (Foto: Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Kabinet RI)

JAKARTA, solotrust.com - Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya sikap toleran antar umat beragama dalam kesatuan Bhineka Tunggal Ika. Presiden juga menegaskan komitmen Pemerintah unutk mendorong moderasi beragama.

Dalam pidatonya pada Pembukaan Munas ke-IX LDII, Rabu (7/4), Presiden Jokowi menilai meningkatkan moderasi agama yang mendukung persatuan Indonesia penting, sehingga pemerintah akan mengambil sikap tegas bagi kelompok dan masyarakat yang bersikap intoleran.



"Jangan ada sedikit pun pandangan untuk menjauh dari kelompok-kelompok Islam yang lainnya. Kita harus berpedoman pada ajaran keagamaan yang sejuk, ajaran yang ramah, toleransi, serta menjauhi sikap yang tertutup, eksklusif, dan pemerintah tidak akan membiarkan tumbuhnya sikap-sikap tidak toleran," tegas Jokowi.

Organisasi keagamaan harus memberi ruang kepada perbedaan keyakinan dan menghargai perbedaan tersebut. Jokowi meminta agar ekslusifitas kegiatan keagamaan harus dihindari karena dapat memicu penolakan dan pertentangan dalam kehidupan masyarakat.

Presiden mengajak organisasi keagamaan untuk menyerukan dan meningkatkan toleransi dalam kehidupan sosial keagamaan sehari-hari.

“Untuk selalu menyuarakan dan melaksanakan sikap terbuka terhadap perbedaan2 untuk bergaul, untuk bergotong royong bersama-sama dalam perbedaan termasuk perbedaan pandangan dalam keagamaan.” kata Jokowi.

"Harus memiliki prinsip anti kekerasan, menolak tindakan cara-cara kekerasan baik kekerasan fisik dan verbal, dan terakhir harus menghargai tradisi dan budaya lokal yang sangat bhineka," ujarnya.

"Ramah dan terbuka terhadap keberagaman tradisi yang merupakan warisan leluhur, ramah, dan terbuka terhadap seni lokal kita," pungkasnya.

()