Hard News

Pertama Kali di Indonesia, Pemuda Meninggal Setelah Vaksin AstraZaneca

Nasional

10 Mei 2021 11:24 WIB

Ilustrasi vaksin AstraZaneca. (Foto: Reuters/Yves Herman)

JAKARTA, solotrust.com - Seorang pemuda berusia 22 tahun asal Buaran, Jakarta Timur atas nama Trio Fauqi Virdaus dilaporkan meninggal dunia sehari setelah disuntik vaksin AstraZaneca pada Rabu (5/5) lalu.

Trio mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berupa demam, mual dan pusing dihari yang sama setelah menerima suntikan. Namun saat itu Trio menganggap demam sebagai efek samping ringan yang terjadi pasca imunisasi.



Pada keesokkan harinya, kondisi Trio yang tak kunjung membaik sehingga keluarga memutuskan untuk membawa Trio ke sebuah rumah sakit di Jakarta Timur. Sayangnya Trio dinyatakan sudah meninggal dunia saat tiba di Rumah Sakit Astra Nugraha Jakarta Timur. Berdasarkan laporan medis, Trio meninggal dunia karena adanya pembekuan darah.

Pihak keluarga menyatakan saat menjalani vaksinasi Trio dalam keadaan sehat dan tidak memiliki riyawat penyakit berat serta tidak pernah terjangkit COVID-19. Trio pun dinyatakan lolos screening vaksinasi sehingga mendapatkan suntikan vaksin dari program Pemerintah.

Komisi Nasional (Komnas) KIPI memastikan kasus kematian Trio sehari usai disuntik vaksin AstraZaneca terus diselidikki. Bahkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan turun tangan memeriksa sterilitas dan toksisitas vaksin yang disuntikkan pada Trio.

"Nanti vaksinnya juga akan diperiksa oleh BPOM, sterilitas, dan toksisitas kemarin rekomendasi dari Komnas, kan kita juga rapat dengan BPOM. Itu vaksinnya akan diuji sterilitas dan toksisitas," kata Ketua Komnas KIPI Prof Hindra Irawan Satari, Senin (10/5).

Terkait teknik vaksinasi, Hindra memastikan prosedur vaksinasi yang dilalui Trio sudah sesuai menurut data.

"Yang memberikan vaksin akan kita wawancara lagi, gimana teknik penyuntikan. Kalau dari data yang disampaikan diperiksa, ditensi, diukur suhu tubuh, dianalisis," jelas Hindra.

Saat ini pemeriksaan sterilitas dan toksisitas sedang dilakukan dan hasilnya akan diperoleh dalam waktu 3 minggu ke depan.

“Sekarang yang lagi diperiksa sterilitas vaksinnya nih, nah ini perlu 3 minggu untuk melihat vaksin ini steril atau ada toksin," tambah dia dilansir kumparan.

Meski Trio dilaporkan mengalami pembekuan darah namun Komnas KIPI belum dapat memastikan apakah hal ini disebabkan oleh penggunaan vaksin AstraZaneca. Pihaknya akan melakukan autopsi dan investigasi jika diijinkan oleh pihak keluarga untuk mengetahui penyebab kematian Trio.

"Jadi memang kalo dari laporan kematian di UK dan Eropa dilakukan otopsi. Ketahuan. Di kita kalo kita lakukan otopsi juga bisa ketahuan, tapi mungkin keluarga enggak bersedia. Jadi karena keadaan di kita, dan itu harus izin, jadi sulit menentukan kematian ini apa karena vaksin AstraZeneca, atau ada penyakit lain," jelas Hindra.

(zend)