Hard News

Tolak Merger Perguruan Tinggi, Mahasiswa Tiongkok Sandera Petinggi Kampus

Global

09 Juni 2021 16:05 WIB

Mahasiswa menyandera petinggi kampus (duduk, berpakaian putih) selama lebih dari 30 jam (Foto: BBC/Weibo)

Solotrust.com - Sejumlah mahasiswa di Tiongkok menyandera petinggi kampus dalam aksi demonstrasi. Protes itu terkait rencana penggabungan perguruan tinggi Nanjing di Provinsi Jiangsu dengan lembaga kejuruan yang dianggap kurang bergengsi.

Beberapa mahasiswa dilaporkan terluka karena polisi diduga menggunakan pentungan dan semprotan merica untuk membubarkan aksi. Foto-foto aksi kekerasan polisi itu tersebar di media sosial. Salah satu foto menunjukkan seorang mahasiswi berlumuran darah di bagian kepalanya.



Polisi menyatakan mereka terpaksa mengambil tindakan represif demi menegakkan ketertiban kampus. Pihak keamanan publik pun langsung mengambil tindakan dengan mengeluarkan orang yang terjebak dalam aksi. Sementara mahasiswa terluka segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Tanda pagar (Tagar) "Mahasiswa Universitas Zhongbei Nanjing terluka oleh aksi penegakan hukum yang kejam" dilaporkan diblokir di platform microblogging Weibo pada Selasa sore.

Sementara itu, sebuah video di Twitter menunjukkan ribuan mahasiswa tengah bernyanyi dikelilingi petugas di luar kampus, ketika para polisi mengejar dan menyeret para demonstran keluar dari kerumunan.

Melansir BBC, Rabu (09/06/2021), dalam sebuah pernyataan, polisi Kota Danyang pada Selasa (08/06/2021), mengatakan mahasiswa Universitas Normal Nanjing's Zhongbei College di Provinsi Jiangsu telah menggelar aksi sejak Minggu (06/06/2021) dan menahan petingginya di dalam kampus selama lebih dari 30 jam.

Para mahasiswa meneriakkan "pelecehan verbal dan memblokir penegakan hukum". Mereka juga menolak membebaskan petinggi kampus, bahkan setelah pihak berwenang mengumumkan penangguhan rencana merger.

Usai aksi itu, sebanyak enam perguruan tinggi di Provinsi Jiangsu mengatakan mereka akan menangguhkan rencana merger yang awalnya diumumkan pada Maret.

Departemen Pendidikan Jiangsu mengatakan keputusan itu untuk mematuhi arahan Kementerian Pendidikan dalam rangka mengubah perguruan tinggi independen menjadi sekolah kejuruan.

Menurut surat kabar Global Times, keputusan itu telah menyebabkan protes di empat perguruan tinggi independen lainnya di provinsi tersebut dalam beberapa hari terakhir atas ketakutan yang sama, dengan beberapa peristiwa konfrontasi fisik.

Perguruan tinggi independen didanai bersama oleh universitas dan organisasi sosial atau individu. Siswa yang tidak mendapatkan nilai ujian yang diperlukan untuk masuk universitas dapat mendaftar ke lembaga-lembaga ini, di mana mereka masih dapat lulus dengan gelar universitas, namun dengan biaya kuliah lebih tinggi.

Gelar ini dipandang lebih bergengsi ketimbang gelar kejuruan. Para lulusannya pun percaya mereka memiliki peluang lebih baik di pasar kerja yang sangat kompetitif. (and)

(and_)