Ekonomi & Bisnis

Begini Kendala Kaum Difabel Ikuti Pelatihan Prakerja

Ekonomi & Bisnis

18 Juni 2021 19:01 WIB

Penggunaan aplikasi pengubah suara ke dalam bentuk teks membantu teman tuli untuk memahami materi pelatihan melalui video (Dok. Istimewa).

SOLO, solotrust.com – Program Prakerja merupakan salah satu upaya pemerintah untuk pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Kendati sudah setahun berjalan, program ini masih perlu pengembangan, misalnya dengan menyediakan fasilitas bagi kaum difabel.

Anisa  Kusuma Wardani, peserta Kartu Pekerja gelombang 4 yang memiliki kondisi khusus, yakni keterbatasan dalam pendengaran mengaku kesulitan saat penjelasan materi melalui video.



“Awalnya bingung waktu penjelasan teori. Kemudian saya menggunakan aplikasi pengubah suara menjadi teks. Tapi karena kadang penjelasannya terlalu cepat, nggak semua penjelasan bisa diterjemahkan. Kemudian saya akan melihat prosesnya, visualnya, dari situ saya praktikkan sendiri,” ungkapnya dengan bantuan penerjemah melalui pertemuan video pada Jumat (18/06/2021).

Anisa mengikuti program Prakerja agar bisa menambah wawasan dan membantu ekonomi keluarga. Meskipun tiga kali mengalami kegagalan, dirinya tetap mencoba mendaftar hingga lolos pada gelombang keempat.

“Saya cari tahu info (Prakerja) dari Instagram, media sosial lain, dan internet. Gelombang satu sampai tiga nggak lolos, baru lolos di gelombang empat. Saya ikut empat pelatihan, ada pelatihan jualan lewat media sosial, membuat kopi ala barista, fotografi, dan tutorial make up,” jelasnya.

Setelah selesai pelatihan Prakerja, Anisa mulai merintis usahanya dengan menjual kembali produk orang lain serta belajar untuk menjahit dan membordir produknya sendiri. Uang insentif yang dia terima sebesar Rp600 ribu per bulan selama empat kali digunakan untuk menambah modal usaha.

Pemerintah memberikan insentif dengan total Rp2,4 juta per orang untuk modal usaha. Peserta Prakerja yang juga mendapat insentif dari pemerintah dan menggunakannya untuk modal usaha adalah Surahno dan Rita Margareth.

Peserta Prakerja yang sekarang menjadi peternak burung kenari, Surahno mengatakan, setengah uang insentif yang diterima ia gunakan untuk membayar angsuran bank dan sisanya sebagai modal usaha.

“Uang insentif yang pertama dan kedua saya pakai buat angsur bank. Sisanya buat modal ternak kenari. Biasanya sebulan bisa dapat Rp500 ribu dari jualan kenari,” ujarnya.

Surahno menambahkan, dirinya mengikuti pelatihan copy writing agar bisa menyusun kata-kata menarik saat mengiklankan usahanya melalui situs online.

Di lain sisi, peserta Prakerja gelombang empat, Rita Margareth, menggunakan uang insentifnya untuk membuka usaha mi ayam dan ayam bakar serta bakery.

“Waktu pelatihan saya ikut program baking. Kalau di pelatihan saya cuma dapat empat resep, tapi untungnya saya bergabung dengan grup virtual, jadi bisa dapat ratusan resep. Habis dapat resep biasanya saya praktikkin terus dijual,” terangnya.

Meskipun telah mendapat insentif sebesar Rp2,4 juta, para peserta Prakerja mengaku masih membutuhkan tambahan modal usaha. Pemerintah menyediakan akses dalam pengajuan kredit seperti Bantuan Produktif Usaha (BPUM) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Program Prakerja kali pertama diluncurkan pada 17 Maret 2020 dan menerima pendaftaran pada 11 April 2020. Sekarangsudah memasuki gelombang ke-17. (Azizah/Azmi)

(and_)