Solotrust.com - Proyek Jalan Tol Layang AP Pettarani, Makassar masuk dalam kategori Jalan dengan volume tinggi (high-volume road category) yang ditetapkan dalam Sidang Konsil ke-114, Road Engineering for Asia dan Australasia (REAAA).
Melansir laman resmi Kementerian Badan Usaha Milik Negara, bumn.go.id, Selasa, 10 Agustus 2021, pemenang akan diumumkan secara langsung pada Second Mino Best Project Award Ceremony at 16th REAAA Conference yang diadakan di Manila pada 15 September 2021 mendatang dengan mengusung tema “Shaping the Future of Road Engineering with Advance Technology”.
The Mino Best Project Awardadalah ajang penghargaan untuk proyek jalan maupun jembatan baru terbaik berlokasi di wilayah Asia dan Australasia, diadakan empat tahun sekali.
The Mino Best Project Awardini merupakan acara kali kedua diselenggarakan setelah empat tahun sebelumnya diadakan di Bali pada 2017.
Entitas Anak PT Wijaya Karya (Persero) Tbk [WIKA], yakni PT WIKA Beton Tbk [WTON] merupakan kontraktor utama pembangunan jalan tol dimulai pada April 2018 dengan melibatkan sekira 3000 tenaga kerja lokal.
Jalan Tol Layang AP Pettarani (Tol Ujung Pandang Seksi 3) sepanjang 4,3 km secara resmi telah beroperasi pada 19 Maret 2021 lalu dan digadang menjadi salah satu ikon baru Kota Makassar.
Immediate Past President of REAAA, Hermanto Dardak mengucapkan selamat dan sukses atas keberhasilan proyek jalan tol layang Pettarani yang terpilih menjadi nominasi dalam penghargaan ini.
Dirinya percaya keberhasilan ini berkat kerja keras dan profesionalisme segenap manajemen PT Marga Utama Nusantara selaku owner project dan manajemen WTON sebagai kontraktor pelaksana utama.
“Tentunya saya sebagai Immediate Past President of REAAA sekaligus sebagai warga Indonesia, turut bangga dan menyampaikan apresiasi atas prestasi yang telah diraih,” tegas Hermanto, sebagaimana dilansir dari strategi.id, Senin, 9 Agustus 2021.
Pembangunan konstruksi Jalan Tol Layang AP Pettarani menerapkan konsep design and build dengan menggunakan teknologi mutakhir bidang konstruksi serta inovasi perencanaan dan pelaksanaan yang baru diterapkan kali pertama di Indonesia.
Seperti penggunaan Metode Aluma untuk pekerjaan pier head, pekerjaan utama superstruktur menggunakan erection box girder span by span dengan balance launching gantry, serta pemasangan teknologi terkini berupa Structural Health Monitoring System (SHMS) yang dapat mengetahui kondisi struktur dari tol layang.
Selain itu, pembangunan tol layang ini juga telah menerapkan konsep green infrastructure mengedepankan unsur keselamatan dan keamanan.
(and_)