KUALA LUMPUR, solotrust.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia dan pendiri Partai Perjuangan, Mahathir Mohamad minta pemerintah baru agar tidak membuka sekolah tatap muka pada 1 September mendatang, Karena situasi pandemi Covid-19 belum juga membaik.
“Partai perjuangan telah mengkaji secara mendalam berkenaan pembukaan sekolah. Hasilnya ialah kami berpendapat sekolah tidak boleh dibuka dalam waktu terdekat. Kami meminta kepada pemerintah baru supaya pembukaan sekolah ditunda hingga wabah Covid-19 reda,” kata Mahathir melalui blog di Kuala Lumpur, dikutip dari Antaranews, Senin (23/8).
Dalam salah satu kajian yang dibuat oleh majalah The Economist, Inggris terdapat peryataan sebagai berikut: “Consider our Index worst performer, Malaysia” atau “Pertimbangkan kinerja terburuk Indeks kami, Malaysia”.
“Index ini menilai prestasi semua Negara di dunia dan Malaysia adalah yang terburuk, bukan India, bukan Indonesia, bukan Filipina tetapi Malaysia,” katanya.
Tindakan-tindakan yang diambil oleh pemerintah Perikatan Nasional yang berkuasa tanpa batas undang-undang dan konstitusi karena proklamasi darurat gagal melawan pandemi Covid-19.
“Keadaan penularan di Malaysia amatlah buruk. Jika sekolah dibuka guru, murid dan ibu-bapak akan terdampak kepada penularan secara besar-besaran. Kami usul pengajaran di semua tingkatan dibuat melalui TV,” ungkapnya.
Melalui artikelnya, Mahathir mengatakan bahwa pengajaran melalui TV cukup mudah.
Pertama, guru yang terbaik di Malaysia ditugaskan untuk mengajar melalui TV. Mereka akan mengajar seperti biasa di depan TV yang akan disiarkan melalui TV di rumah.
Kedua, sesuai dengan tingkatannya, mereka akan diajar oleh guru yang terbaik bagi tingkatan tersebut.
Ketiga, pengajaran yang diajarkan boleh direkam dan diulang berkali-kali di rumah.
Keempat, satu panel guru perlu diadakan bagi tiap 10 sekolah dan tingkatan, kemudian mereka akan diberi pertanyaan dan menjawabnya melalui telefon di kawasan mereka.
Kelima, orang tua diminta menentukan anak mengikuti pengajaran di TV.
Keenam, terdapat banyak stasiun TV, setiap stasiun TV akan digunakan untuk satu tingkatan.
Ketujuh, untuk para anak yang sulit mengikuti pelajaran di beberapa tingkatan, untuk ini TV kecil bisa digunakan dan dibatasi kepada siapa saja yang menerima siaran.
Kedelapan, dibelakang guru akan ada papan hitam atau putih untuk guru menulis atau melukis.
Kesembilan, di depan guru akan ada meja untuk demonstrasi yang diperlukan.
“Dengan cara ini semua murid akan menikmati pengajaran guru yang terbaik di seluruh Negara. Apabila wabah Covid-19 tidak lagi mengancam barulah sekolah dibuka. Cara mengajar perlu dikaji semula untuk menggunakan manfaat teknologi modern,” terangnya. (zul)
()