SOLO, solotrust.com – Bagi pasangan yang sudah menikah tentunya ada keinginan untuk memiliki buah hati atau keturunan. Namun ada juga pasangan yang lebih memilih untuk tidak ingin memiliki keturunan atau populer dengan istilah childfree.
Menurut dosen psikologi Universitas Sahid SurakartaSri Ernawati, S.Pd, M. Psi, mengatakan ada banyak faktor pasangan suami istriyang memutuskan untuk memilih childfree.
“Childfree itu pilihan untuk tidak memiliki anak pada pasangan suami istri, dimana banyak hal yang menyebabkan itu terjadi seperti adanya faktor kesehatan mental, kesiapan menjadi orang tua, pengetahuan seputar pernikahan, adanya penyakit yang menyertai, trauma masa lalu atau masa kecil dan finansial,” ujar Sri Ernawati.
Di Indonesia, childfreemerupakan sesuatu yang tidak lazimdan bertolak belakang dengan budaya, sehingga bagi pasangan yang memutuskan untuk memilihnya harus sudah memikirkan secara matang, karena menikah itu bukan hanya dengan pasangannya, tetapi juga dengan keluarga besarnya.
“Karena childfree menurut teori, hal ini sudah menjadi trend sejak 2014 meski sudah mucul dari tahu 1901. Dimana banyak yang mengatakan bahwa ini merupakan gaya hidup,”imbuhnya.
Childfreeberpengaruh terhadap dampak sosialnya seperti memicu keretakan rumah tangga, meski awalnya pasangan yang memilihgaya hidup itu sepakat untuk tidak memiliki anak.
Masyarakat harus paham akan keputusan orang untuk mengikuti gaya hidup childfree, karena itu pilihan pasangan suami istri yang harus dihormati.
Dita Nur Indah Sari salah satu pasangan muda yang ditemui solotrust.com mengatakan bahwa setiap individu atau pasangan memiliki prinsip masing-masing.
“Itukan mereka punya prinsip masing masing, kadang punya tujuan untuk memilih Chilfree karena mereka memang sudah kehendak dari Tuhan memang belum di beri keturunan, atau salah satu pasangannya ada memiliki penyakit. Tapi kalo memang memilih untuk Chilfree bener-bener tidak mau punya anak ya itu tergantung dirinya masing-masing,” ungkap Dita.(nabila/riyanti)
()