Ekonomi & Bisnis

Siplah Toko Ladang Perluas Pasar

Ekonomi & Bisnis

6 September 2021 20:53 WIB

Siplah Toko Ladang terus berupaya memperluas pasar

BOYOLALI, solotrust.com - Siplah Toko Ladang terus berupaya memperluas pasar. Hal itu sesuai dengan marketplace dari Kemendikbud. Dengan begitu, transaksi melalui Siplah Toko Ladang diwajibkan di sekolah sekolah.

“Pada 3 September kemarin kami terpilih kembali untuk versi 2 dan pada 6 September ini launching difasilitasi Bank Jateng,” kata Dirut PT Ladang Karya Husada, Nur Hidayati kepada wartawan di sela acara launching di Bank Jateng Boyolali, Senin (06/09/2021).



Seiring terpilihnya Siplah Toko Ladang, sebagian marketplace Kemendikbud, pihaknya terus berupaya melakukan pembaharuan fitur untuk menarik konsumen serta memudahkan transaksi.

“Tentu ini disesuaikan dengan regulasi dari Kemendikbud,” ucap Nur Hidayati.

Pihaknya juga terus berupaya menggaet UKM sebagai mitra penjual di mana untuk permodalan bisa mendapatkan akses dari Bank Jateng. Dengan begitu mitra penjual bisa meningkatkan omzet produksi untuk memperluas pasar.

“Di sini, user atau konsumen jelas, yaitu sekolah-sekolah di seluruh wilayah Indonesia sehingga cakupannya sangat luas dengan didukung delapan cabang Siplah Toko Ladang,” terang Nur Hidayati.

Semisal, konsumen di wilayah Jawa Tengah (Jateng) bisa pula transaksi di Jawa Timur (Jatim) atau daerah lain. Demikian pula konsumen di Jatim bisa transaksi di Jateng, Jakarta, atau Jawa Barat serta wilayah lain. Mitra penjual bisa mudah membuat akun di Siplah Toko Ladang.

“Sehingga mitra UKM tetap bisa usaha di masa pandemi ini. Tak perlu datang ke sekolah, tak perlu keliling untuk menawarkan barangnya,” jelas Nur Hidayati.

Terkait macam barang dijual, saat ini sudah mencapai 600 ribu jenis mencakup produk barang dan jasa. Adapun untuk produk barang, antara lain berupa alat tulis kantor (ATK), mebel, komputer, bahan bangunan.

Sementara untuk jasa, di antaranya berupa persewaan kendaraan, jasa servis, pertukangan atau konten kreatif pembelajaran sekolah.

”Produk makan minum nasi kotak, kue, souvenir pun bisa. Konsumen dari TK, SD, SLB, SMP, SMA hingga SMK,” ungkap Nur Hidayati. (jaka)

(redaksi)