SOLO, solotrust.com - Komunisme adalah sebuah kata yang pantang diucapkan diera kekuasaan Orde Baru. Komunisme menjadi ideologi politik yang dilarang pasca pemberontakan G30s/PKI yang menewaskan pucuk pimpinan angkatan darat. Diera sekarang istilah komunisme mulai awam didengar terutama di kalangan generasi muda. Namun di akui atau tidak bahaya Ideologis Komunis masih menjadi ketakutan tersendiri bagi beberapa kalangan.
Dosen Sosiologi Universitas Sebalas Maret Rezza Dian Akbar mengungkapkan Istilah ‘bahaya laten komunisme’ adalah sebuah diskursus politik yang berkembang pada masa Orde Baru setelah kejatuhan rezim Presiden Soekarno. Sebagai sebuah diskursus politik, istilah ini merupakan jargon yang di dalamnya terdapat kepentingan politik dari rezim penguasa ketika itu, termasuk salah satu yang utama adalah bagaimana melanggengkan kekuasaannya dengan menyingkirkan kelompok-kelompok oposisi atau mereka yang bersikap kritis terhadap pemerintah.
Menurut Reza, pelabelan sesuatu yang dianggap ‘bahaya’ oleh rezim penguasa selalu memiliki refleksivitas yang serupa, utamanya terkait bagaimana itu selalu dilakukan sebagai justifikasi sekaligus manipulasi untuk membungkam mereka yang kritis dan berposisi berseberangan dengan pemerintah. Reza memberikan gambaran apabila kita dahulu punya label ‘bahaya laten komunisme’, kini kita digaungkan secara terus-menerus tentang apa itu ‘bahaya radikalisme Islam, HTI, Taliban’ atau semacamnya.
Reza mengungkapkan diperlukan telaah secara lebih mendalam terkait paham dan ajaran dari ideologi komunisme hal ini di ungkapkan Reza untuk membuat kita bisa berposisi secara proporsional tentang pembenaran terkait komunisme sebagai ideologi yang berbahaya. Dalam artian, pemahaman teoritik, filosofis, dan historis terkait ideologi komunisme dan penerapannya di seluruh penjuru dunia mutlak untuk dimiliki terlebih dulu, alih-alih kemudian kita melabeli sesuatu hanya berdasar diskursus politik rezim penguasa tertentu.
"Penolakan terhadap ideologi komunisme menjadi tidak terhindarkan bukan karena Orde Baru menyatakannya demikian. Akan tetapi, ini perlu menjadi sebuah sikap kritis setidaknya berdasarkan tiga aspek, yaitu: pertama, komunisme tidak memberi ruang bagi eksistensi idelogi atau sistem politik yang lain sebab pada akhirnya tujuan akhir yang ingin dicapai dari fase kehidupan manusia adalah masyarakat komunisme. Karena itu kemudian, tidak hanya agama yang akan disingkirkan oleh komunisme, tetapi budaya populer, kebebasan dallam aktivitas ekonomi, serta pastinya demokrasi akan dihilangkan ketika yang berlaku adalah sistem politik komunisme", kata Reza.
Reza menyatakan komunisme yang menghapuskan kepemilikan hak milik personal dan menjadikan properti menjadi sesuatu yang bersifat komunal, ternyata dalam praktiknya hanya merupakan manipulasi elite-elite partai komunisme yang berkuasa secara tunggal.
"Akibatnya, semangat untuk menghilangkan stratifikasi sosial berdasar dikotomi kelas borjuis dan proletar adalah nonsens sebab kelompok-kelompok borjuis digantikan posisinya oleh elite-elite politik dan aparatus negara yang secara mengerikan menguasai segala hal dalam aspek politik, ekonomi, hukum, dan bahkan sosio-kultural dalam masyarakat secara total," ujar Reza.
Menurut Reza komunisme menjadi terlampau mustahil untuk diterima sebagai sebuah ideologi dan sistem politik sebab praktik nyata dari bagaimana ideologi komunisme berlaku sebagai sebuah sistem politik ternyata hanya menjadikan negara berjalan secara totalitarian, otoritarian, dan diktator secara bersamaan.
"Karena itu kemudian, negara dengan sistem politik komunisme menjadi anti kritisisme dan super represif karena setiap mekanisme kontrol dari masyarakat terhadap negara akan selalu berujung pada tindakan kekerasan negara terhadap mereka. Karenanya, tidak mengherankan jika sejak 1910an hingga 1990an jumlah korban akibat represi serta praktik-praktik yang diklaim sebagai revolusioner membawa korban sekitar 90 juta orang, "kata Reza.
Alasan alasan diatas lah yang menurut Reza menjadi faktor mengapa Komunisme tidak dapat diterima. Komunisme merupakan suatu ideologi yang berbahaya dan perlu di waspadai oleh generasi muda, namun tidak juga perlu ditakuti secara berlebihan. Oleh karena itu penyikapan yang bijak dalam mewaspadai bahaya Komunisme diperlukan untuk menghindari kejadian kelam yang terjadi dimasa lalu bangasa Indonesia. (imam)
(zend)