SOLO, solotrust.com - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Solo mencatatkan realisasi penerimaan iuran sebesar Rp710,21 miliar dengan tingkat kolektibilitas iuran 91,08 persen dari pendapatan iuran yang seharusnya Rp779,73 miliar per 1 November 2021.
Padahal total pembiayaan atau biaya pelayanan kesehatan hingga Oktober 2021 sebesar Rp1,9 triliun atau persisnya Rp1.993.497.780.907. Data ini diungkap Kepala Cabang BPJS Kesehatan Solo, Yessi Kumalasari pada awak media, Rabu (08/12/2021).
Lalu bagaimana BPJS Kesehatan Solo menutupi kekurangan pembiayaan tersebut?
"Karena program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sifatnya gotong royong. Masyarakat yang sehat mensubsidi yang sakit dan wilayah yang pemanfaatannya rendah mensubsidi pemanfaatan di tempat lain. Jadi ketimpangan antara penerimaan iuran dengan pembiayaan yang Rp1,9 triliun ini juga gotong royong dari iuran yang kolektif secara nasional," papar Yessi Kumalasari.
Selain itu, berdasar data per 1 November 2021, jumlah peserta BPJS Kesehatan Solo mengalami peningkatan. Berdasarkan jumlah penduduk masing-masing wilayah, persentase kepesertaan tertinggi di Kota Solo dan terendah di Kabupaten Sragen.
Di Kota Solo, jumlah peserta sebanyak 544.639 orang atau 94,15 % dari total jumlah penduduk, yakni 578.492. Di Kabupaten Sukoharjo terdapat 758.778 peserta atau 84,50 % dari total 897.916 penduduk.
Di Kabupaten Karanganyar ada 751.664 peserta atau 80,37 % dari total 935.198 penduduk. Di Kabupaten Wonogiri ada 780.933 peserta atau 73,01 % dari total 1.069.659 penduduk. Adapun di Kabupaten Sragen ada 718.302 peserta atau 71,43 % dari total 1.005.566 penduduk.
"Kondisi saat ini belum bisa dikatakan rebound sampai November 2021, tetapi peningkatan pelayanan peserta memang meningkat. Dari diagnosis masih didominasi infeksi saluran pernapasan atas," imbuh Yessi Kumalasari.
Adapun jumlah fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) atau faskes tingkat 1 dan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) bekerja sama dengan BPJS Kesehatan Solo sebanyak 95 di Solo, 94 di Sukoharjo, 81 di Karanganyar, 72 di Wonogiri, dan 81 di Sragen. (rum)
(and_)