Serba serbi

Terapi TMS, Layanan Unggulan RSIS YARSIS, Apa Itu?

Kesehatan

28 Januari 2022 16:32 WIB

Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Sukoharjo, Sukito mencoba terapi TMS di RSIS YARSIS Sukoharjo, Kamis (27/1). Foto: RSIS YARSIS)

SUKOHARJO, solotrust.com - Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) YARSIS memiliki sejumlah layanan unggulan, salah satunya ialah  TMS (Transcranial Magnetic Stimulation) atau terapi tekanan magnetik untuk menstimulasi saraf.

Layanan TMS sudah banyak membantu pasien memulihkan nyeri, merangsang fungsi anggota gerak penderita stroke ataupun meningkatkan kebugaran tubuh pasca aktivitas berat.



Apa itu TMS?

Kepala Poliklinik RSIS YARSIS Nurdahono menjelaskan bahwa, TMS (Transcranial Magnetic Stimulation) adalah suatu tindakan non invasif atau tindakan tubuh luar dengan menempelkan getaran magnetik guna memberikan stimulasi pada gangguan saraf pusat dan susunan saraf tepi. Tindakan berlangsung kurang lebih 20 hingga 30 menit setiap terapi, dan dilakukan berkala tergantung keluhan pasien.

“Fungsinya untuk merangsang sel-sel saraf otak yang lemah atau mengalami gangguan menjadi tumbuh lagi, tujuannya agar saraf-saraf yang menggerakan anggota tubuh ini bisa berfungsi kembali atau meningkat fungsionalnya,” urai Nurdahono.

Efektif untuk Terapi Pasca Stroke

Nur melanjutkan, terapi TMS banyak diberikan kepada pasien dengan keluhan rasa nyeri di bagian pinggang atau tulang belakang maupun gangguan saraf tepi atau neuropati. TMS juga bisa  membantu pemulihan gangguan saraf pasca trauma kepala, parkinson maupun meredakan nyeri lainnya.

TMS tidak hanya untuk pasien dengan gejala saraf atau mengurangi depresi. Kepada pasien normal, TMS bisa membantu meredakan pegal-pegal dan relaksasi, sehingga bisa membuat tubuh menjadi lebih segar dan mencegah gangguan susah tidur.

“Kebanyakan kami menangani pasien dari dokter spesialis saraf seperti stroke, nyeri saraf kejepit atau saraf tergencet. Alat ini juga mampu meredakan rasa nyeri pada sakit kepala, migraine dan vertigo, bahkan untuk jenis vertigo perifer bisa pulih dengan beberapa kali terapi. Ini tergantung kondisi masing-masing pasien dan diagnosis dari dokter saraf,” paparnya.

Terapi TMS juga merupakan suatu perkembangan tindakan dari terapi sinar (Infa merah) yang biasa digunakan untuk pasien penderita stroke.  Menurut Nur, terapi infra merah yang lebih dulu ada, tidak sekuat TMS. Pasalnya, masuknya tembakan gelombang ditempelkan langsung ke titik-titik saraf tertentu, dan disertai getaran magnetik.

Efek terapi TMS bisa dirasakan oleh pasien secara bertahap, tergantung perkembangan kondisinya. Namun banyak kasus dari pasien stroke yang perlahan bertambah kemampuan fungsi tubuhnya setelah kerusakan jaringan saraf.

“Efek yang dirasakan bisa beragam setiap orangnya, ada yang 3 kali dan 4 kali terapi perkembangannya cepat, tangan dan kakinya bisa digerakkan lagi, bisa jalan lagi. Tapi kalau stroke lama mungkin membutuhkan waktu lebih lama. Intinya terapi ini sebagai ikhtiar untuk mengembalikan pelan-pelan fungsi gerak tubuh jadi meningkatkan harapan untuk sembuh dan beraktivitas normal,” imbuhnya.

Terapi TMS ini bisa diberikan kepada semua pasien dengan berbagai usia bahkan kondisi sakit atau normal. Namun, tidak diperbolehkan pada pasien dengan penggunaan platina atau logam di dalam tubuhnya, seperti ring jantung.

Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Sukoharjo, Sukito, memuji kecanggihan instrumen medis TMS milik RSIS YARSIS. Didampingi oleh Direktur Utama Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) YARSIS Agus Atmanto, Sukito sempat menyaksikan langsung layanan unggulan saat melakukan kunjungan atau hospital tour, pasca meresmikan peluncuran Layanan BPJS RSIS YARSIS, Kamis (27/1).

Saat mengamati layanan Poliklinik RSIS YARSIS, Sukito berkesempatan untuk mencoba sendiri secara langsung layanan terapi TMS di ruangan Poli TMS.

“Ternyata RSIS YARSIS memiliki alat terapi canggih seperti ini. Rasanya nyaman, ada getarannya tapi tidak sakit. Wah, ini Warga Sukoharjo harus tahu layanan terapi seperti ini dan datang berobat ke RSIS YARSIS,” ucap Sukito. 

Sukito tampak menikmati treatment TMS ini sambil duduk di atas kursi terapi saat alat penampang gelombang magnetik ke bagian tubuhnya. Gelombang TMS difokuskan pada bagian tulang belakang dan punggung atau titik saraf yang biasanya bekerja ketika tubuh melakukan aktivitas sehari-hari.

TMS memang tidak hanya sebagai terapi pengobatan luar, tapi juga untuk merelaksasi saraf dan jaringan tubuh pasien.

“Aktivitas saya biasanya olahraga tenis. Kalau saya kelelahan atau badan pegal-pegal setelah tenis bisa terapi TMS di sini (RSIS YARSIS),” kata Sukito.

(zend)