JAKARTA, solotrust.com – Indonesia tengah mengalami lonjakan kasus akibat varian Omicron. Mutasi virus SARS-CoV-2 tersebut memiliki karakteristik lima kali lebih cepat menyebar dibanding varian Delta.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat mengetahui ciri-ciri varian Omicron agar bisa melakukan pencegahan.
Omicron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang cepat.
''Nanti kita akan melihat dalam waktu yang singkat kenaikan jumlah kasus yang cukup tinggi,'' katanya saat memberikan keterangan pers virtual, Kamis (27/1).
Ciri-ciri lain dari varian omicron adalah tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah, begitupun tingkat keparahannya juga lebih rendah. Sehingga pasien yang masuk ke rumah sakit lebih sedikit daripada pasien yang melaksanakan isolasi mandiri (Isoman).
Strategi pemerintah dalam menghadapi gelombang Omicron ini sedikit berbeda dengan menghadapi gelombang Delta. Gelombang Delta memiliki tingkat keparahan tinggi sehingga pemerintah harus mempersiapkan rumah sakit dengan banyak tempat tidur. Sedangkan Omicron ini yang tinggi adalah penularannya tapi keparahannya rendah.
''Sebagian besar kasus Omicron adalah OTG atau asimtomatik atau gejala sakitnya ringan. Jadi hanya gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit,'' jelas Budi.
Pemerintah menyiapkan tempat tidur perawatan di rumah sakit sebanyak 70.641. Kapasitas tempat tidur secara nasional berjumlah 120 ribu hingga 130 ribu.
Hingga tanggal 26 Januari 2022 jumlah kasus terkonfirmasi varian Omicron di Indonesia sebanyak 1.988 pasien. Dari jumlah itu yang sudah sembuh atau selesai dirawat berjumlah 765 orang.
Total pasien pernah dirawat sejak awal kasus Omicron pada Desember 2021 sebanyak 854 pasien dengan rincian pasien asimtomatik 461, gejala jaringan 334 pasien, dan gejala sedang dan berat 59 pasien.
''Sebenarnya yang perlu masuk rumah sakit adalah pasien yang 59 itu. Yang perlu dirawat hanya kalau dia perlu di-treatment oksigen,'' ujar Budi.
Untuk itu pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan, sebab resiko penularan cukup tinggi. Masyarakat tidak perlu panik jika tertular varian Omicron, yang terpenting menerapkan disiplin isolasi dan minum vitamin, jika ada gejala ringan minum obat.
''Yang perlu ke rumah sakit kalau ada Lansia atau komorbidnya banyak, itu ke rumah sakit. Dan cepat-cepatlah divaksin untuk memperkuat daya tahan tubuh dalam menghadapi varian baru,'' tukasnya.
(zend)