SOLO, solotrust.com – Kelangkaan minyak goreng (migor) jenis curah menimbulkan antrian memanjang di sejumlah distributor. Salah satunya terjadi di Toko Nugroho CV Sentosa, berada di sebelah selatan Pasar Legi, Banjarsari, Solo, Rabu (24/3) pagi.
Antrian panjang ini diduga lantaran beberapa distributor lain tidak memiliki stok. Sementara, beberapa distributor yang masih memiliki stok, menjual migor di atas harga eceran tertinggi (HET) sesuai Permendagri No. 11 Tahun 2022 sebesar Rp15.500. Untuk diketahui, Toko Nugroho menjual migor curah Rp15.300/kg.
Beberapa pembeli pun rela mengantri berjam-jam untuk mendapatkan minyak di toko tersebut. Satu di antaranya pengecer asal Tipes, Diah, yang mengantri sejak pukul 06.00 WIB, dan mendapatkan dua jerigen minyak goreng pada pukul 10.00 WIB. Padahal antrian baru dibuka pukul 08.00 WIB.
Lantaran kesulitan mendapatkan stok migor di pasaran, Diah mengaku bimbang untuk menentukan harga eceran di toko kelontongnya. Sementara ia berencana menjual di harga Rp 18.500 hingga Rp 19 ribu. Menurut penuturannya, beberapa pedagang menjual di harga lebih mahal.
“Tak jual lagi di warung, kalau nggak Rp18.500 ya Rp19 ribu, tapi tadi tak tanyain semua rata-rata Rp20 ribu, Rp21 ribu, Rp22 ribu. Katanya saya jual kemurahan. Makanya aku ya bingung, Rp19 ribu perasaan sudah untung banyak,” katanya kepada Solotrust.com.
Selain itu, Diah juga mesti membeli sejumlah barang lain sebagai bundling atau paket, sebagai syarat membeli migor curah di toko tersebut. Diah total menghabiskan Rp1.560.200, padahal ia hanya menghabiskan Rp 520 ribu untuk migor goreng.
Berbeda dengan Diah yang bimbang, pengecer lain asal Grogol, Murwanti mengaku tak bimbang tentukan harga jual. Namun Murwanti tak memiliki harga jual pasti, menurutnya hal tersebut tergantung laba yang ingin ia dapatkan.
Diah menuturkan beberapa pedagang juga bervariasi dalam mematok harga, yakni di kisaran Rp17 ribu hingga Rp 22 ribu.
“Nggak mesti, macam-macam yang jual tergantung untung kita, ada yang Rp18 ribu, ada yang Rp17 ribu, ada lho yang jual sampai Rp22 ribu,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Murwanti mengantri sejak pukul 09.00 WIB, dan belum mendapatkan migor hingga Rp10.30 WIB. Sebelumnya, pada Rabu (23/3), Murwanti kehabisan stok di toko yang sama, padahal ia mengantri 4 jam lamanya.
“Kemarin 11 sampai hampir jam 3 nggak dapat lho,” terangnya.
Murwanti mengungkapkan, ia juga diminta untuk membeli minyak dengan bundling.
“Minyaknya banyak, gandengannya (bundling/paket-red) juga harus banyak. Tergantung yang butuh di rumah apa, kadang ya tepung kadang ya gula, sak cukupnya uangnya,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak yang sehari sebelumnya pada Rabu (23/3) memimpin sidak bersama Tim Satgas Pangan Kota Solo ke sejumlah distributor migor curah; meminta distributor besar maupun pengecer untuk bijak dalam menjual migor di pasaran.
“Kami menghimbau tata niaga ini agar dipatuhi, mulai dari distributor, pedagang besar, maupun pedagang kecil, dengan penuh tanggung jawab,” kata Ade.
Ade juga meminta masyarakat untuk tidak melakukan pembelian panik, yang bisa berakibat pada kelangkaan dan antrian panjang.
“Kami mengimbau ke masyarakat untuk tidak panic buying (pembelian panik-red), bahwa stok ini ada, agar tidak mengakibatkan antrean dan kelangkaan,” tukasnya. (dks)
(zend)