Solotrust.com - Jon Batiste berhasil memenangkan penghargaan Album of The Year di Grammy Awards tahun ini dengan We Are.
Billboard menyebut kemenangan ini sebagai kejutan terbesar malam itu, yang menyebut Batiste underdog. Ini karena meskipun dinominasikan untuk penghargaan terbanyak, Batiste menghadapi pesaing kuat seperti Olivia Rodrigo dan Billie Eilish.
Ya! Batiste menang dari sejumlah nominee kuat yakni Tony Bennett dan Lady Gaga dengan Love for Sale, Justin Bieber dengan Justice, Doja Cat dengan Planet Her, Billie Eilish dengan Happier Than Ever, H.E.R. dengan Back of My Mind, Lil Nas X dengan Montero, Olivia Rodrigo dengan Sour, Taylor Swift dengan Evermore, dan Kanye West dengan Donda.
Begitu namanya dipanggil sebagai pemenang, Batiste naik ke panggung dan memberi pidato tentang bagaimana musik dan karya seni lain memiliki kekuatan dalam menjangkau orang yang membutuhkannya.
"Anda tahu, saya benar-benar percaya ini, bahwa tidak ada musisi terbaik, artis terbaik, penari terbaik, aktor terbaik. Seni kreatif itu subjektif, dan mereka menjangkau orang-orang pada titik dalam hidup mereka saat mereka paling membutuhkannya. Sebuah lagu atau album dibuat, dan hampir memiliki radar untuk menemukan orang yang paling mereka butuhkan," kata Batiste saat dalam acara yang berlangsung di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, Senin (4/4).
Batiste kemudian merefleksikan sedikit tentang bagaimana musik selalu memainkan peran penting dalam hidupnya. Dia mengatakan kerajinan musik adalah lebih dari hiburan, melainkan latihan spiritual baginya.
"Saya ingin berterima kasih kepada Tuhan. Saya hanya menundukkan kepala dan saya mengerjakan kerajinan ini setiap hari. Saya suka musik, saya sudah bermain musik sejak saya masih kecil. Ini lebih dari hiburan bagi saya, ini adalah latihan spiritual," lanjutnya.
Tak lupa Batiste menyebut orang-orang yang terlibat dalam pembuatan album ini.
"Ada begitu banyak orang yang terlibat dalam pembuatan album ini, kakek saya ada di album, keponakan saya, ayah saya ada di sini," katanya.
Batiste pun meluangkan waktu untuk berterima kasih kepada artis lain yang dinominasikan dalam kategorinya.
"Setiap artis yang dinominasikan dalam kategori ini, saya benar-benar menyukai dan memiliki pengalaman luar biasa dengan musik Anda. Saya menghormati Anda dan ini untuk artis sejati, musisi sejati. Mari kita teruskan. Jadilah dirimu sendiri!," kata Batiste.
Di belakang panggung di ruang pers Grammy, seperti beritakan The Hollywood Reporter, Batiste terus mengungkapkan betapa bersyukurnya dia atas kehormatan itu.
"Saya benar-benar tidak melakukannya (bermusik) untuk penghargaan. Saya benar-benar percaya bahwa musik adalah sesuatu yang sangat subjektif, tetapi saya bersenang-senang dengan itu. Kami baru saja tampil, saya sedang berkumpul dengan keluarga saya, dan ketika nama saya dipanggil dan gelar 'We Are' diucapkan oleh Lenny (Kravitz), momen seperti lingkaran penuh terjadi, karena kami bermain bersama ketika saya berusia 16 tahun," kata Batiste.
Jon Batiste adalah pemimpin band untuk acara The Late Show bersama Stephen Colbert. Filosofi bermusiknya sangat sederhana, yakni mainkan musik untuk masyarakat dan dengan masyarakat. Batiste dan bandnya, Stay Human, tidak hanya tampil di atas panggung. Mereka tampil di kereta bawah tanah hingga di depan toko sandwich.
Sebagai director musik pertunjukan The Late Show, Batiste merangkul keceriaan dan spontanitas di lokasi syuting. Baginya, manggung malam adalah kesempatan untuk terus bereksperimen dengan lagu, kolaborasi, dan humor.
Batiste bernyanyi dan memainkan piano, melodica, bass elektrik, dan organ Hammond. Di lokasi syuting, dia memainkan semuanya mulai dari lagu tema video game klasik Zelda hingga lagu gospel Just a Closer Walk with Thee.
"Pemikiran dalam Alkitab dan Kekristenan, dan semangat di dalamnya, adalah salah satu prinsip panduan dalam hidup saya. Itu berakar di sana. Bagi saya, lirik itu, misalnya, ketika kami bermain live dan orang-orang bernyanyi bersama, sulit untuk tidak menyukai orang yang bernyanyi di sebelah Anda," kata Batiste kepada situs Gothamist tahun lalu, seperti dikabarkan situs Christianity Today. (Lin)
(zend)