Solotrust.com - CEO SM Entertainment, Lee Sung Su mengatakan bahwa Swedia adalah rumah kedua baginya, mengingat kerjasama musik yang telah lama terjalin antara raksasa musik Korea Selatan itu dengan para pencipta lagu asal Swedia. Hal ini disampaikan Lee dalam "World Cultural Industry Forum (WCIF)" 2022 yang digelar di Hotel Susung in Daegu, Rabu (6/7).
"Sebagai perusahaan K-pop, musik sangat penting bagi kami. Kami menerima sekitar 200 lagu dari penulis lagu di seluruh dunia setiap minggu. Rilisan S.E.S. tahun 1998 'Dreams Come True,' yang ditulis oleh penulis lagu Finlandia Risto Asikainen, adalah lagu pertama yang kami terima dari seorang komposer dari negara Skandinavia," kata Lee, sebagaimana dikabarkan The Korea Times.
"Sejak itu, kami bermitra dengan banyak pembuat konten, yang secara bertahap menyadari bahwa Swedia seperti pusat musik di wilayah ini," lanjut Lee.
Lee juga mengatakan bahwa Korea dan Swedia terlihat sama dalam banyak aspek.
"Kedua negara adalah korban invasi asing di masa lalu dan kami tampaknya memiliki sentimen yang sama jauh di lubuk hati kami. Saya benar-benar menyebut Swedia sebagai rumah kedua saya. Saya berharap kerja sama antara Swedia dan SM berlanjut di hari-hari mendatang," kata Lee.
Banyak sekali lagu hit SM yang dibuat oleh musisi Swedia, misalnya Red Flavor dan Zimzalabim dari Red Velvet yang diciptakan Daniel Caesar dan Ludwig Lindell (Caesar & Loui). Contoh lain misalnya Jonatan Gusmark dan Ludvig Evers (Moonshine) yang menciptakan Ridin NCT Dream dan Power Up Red Velvet.
Ada pula pencipta lagu wanita bernama Moa Anna Maria Carlebecker (Cazzi Opeia) yang menciptakan Psycho dan Peek A Boo Red Velvet.
Pada hari pertama forum tersebut, Duta Besar Swedia untuk Korea Selatan Daniel Wolven menyampaikan ada banyak hal yang menghubungkan Swedia dan Korea, yang dia sebut sebagai dua negara paling inovatif di dunia yang telah bekerja sama dalam penciptaan dan produksi musik yang sukses secara komersial dan artistik, yakni K-pop.
"Banyak penulis lagu Swedia berkolaborasi dengan orang Korea untuk menghasilkan hit K-pop hari ini dan besok, seperti yang mereka lakukan untuk dunia musik Amerika di masa lalu. Saya baru-baru ini membaca artikel New York Times tentang kolaborasi ini, yang menyertakan kutipan yang mengatakan bahwa Swedia tampaknya memiliki pemahaman emosional tentang melodi Korea. Jika demikian halnya, hal yang sebaliknya juga benar. Karya seni Korea telah menyentuh hati orang-orang di Swedia sebagaimana dibuktikan oleh popularitas K-pop dan K-drama yang luar biasa," kata dia.
Jesper Thorsson, CEO Export Music Swedia mengatakan bahwa banyak penulis lagu Swedia mengalihkan pandangan mereka dari AS ke Korea dan Asia.
"Pada tahun 2014, platform streaming yang berbasis di Swedia, Spotify, meluncurkan playlist K-pop pertamanya dan streaming K-pop telah meningkat sebesar 1.800 persen di platform tersebut antara Januari 2014 dan 2020," katanya.
Sementara itu Robin Jenssen, CEO EKKO Music Rights Europe, menjelaskan bahwa pendidikan musik gratis di Swedia telah memainkan peran penting dalam menetaskan penulis lagu berbakat.
"Sistem pendidikan gratis telah memungkinkan orang Swedia untuk belajar musik sejak usia dini dan menjadi lebih baik dalam menciptakan melodi pop yang kuat. Saya percaya merawat orang-orang ini (para pencipta lagu Swedia) dan membiarkan mereka berkembang sangatlah penting," kata Robin Jenssen. (Lin)
(zend)