Serba serbi

Gurih nan Manisnya Kue Lupis, Olahan Lontong Ketan di Pasar Gede Solo

Wisata & Kuliner

2 Mei 2022 17:00 WIB

Samiyem, penjual kue lupis di Pasar Gede Solo. Minggu (1/5). (Foto: Dok. solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com – Ada banyak alasan mengapa orang merindukan Kota Solo. Dan satu alasan yang seringkali muncul itu ialah perkara makanannya. Seolah kota ini akan memuaskan siapapun yang berkunjung dengan beraneka ragam olahan, tak terkecuali keplek ilat (makanan-red) tradisional.

Orang bisa merasakan aneka ragam keplek ilat lawas itu tak jauh dari titik nol kilometer Kota Solo atau tepatnya di Pasar Gede. Suaka bagi makanan tradisional, di tempat ini masih banyak ditemukan makanan-makanan lawas.



Tepat di depan pasar, tak jauh dari pintu masuk Minggu (1/5) siang itu, Samiyem sedikit termenung, wanita paruh baya ini nampak sedikit letih berjualan di depan sajian olahan kue lupisnya. Kue yang dibungkus daun pisang ini sekilas mirip lontong dengan ukuran lebih kecil.

Namun berbeda, kue ini nyatanya memiliki rasa yang berbeda. Hal itu lantaran kue ini terbuat dari ketan. Sementara, untuk penyajian paripurnanya, kue ini akan dipotong-potong lantas kemudian ditaburi parutan kelapa dan tuangan juruh (gula cair), serta disajikan di atas lembaran daun pisang.

Cita rasa gurih dan manis akan menyatu dalam mulut. Sedangkan, kue ini memiliki tekstur kenyal dan sedikit keras saat disantap.

“Cara buatnya daun diisi ketan, terus dibuntel, direbus. Rasanya gurih, nanti dipotong-potong, jadi ditotol sama juruh gula jawa di daun pisang,” katanya saat ditemui Solotrust.com Minggu (1/5).

Kue ini tak kehilangan peminat, di tengah arus perubahan zaman. Samiyem bahkan mengaku sudah berjualan kue ini selama 50 tahun lamanya. Samiyem biasa berjualan di Pasar Legi pada pagi hari dan di Pasar Gede di siang harinya.

“Jualan sudah 50 tahunan, setiap hari kalau enjang (pagi-red) di Pasar Legi kalau siang di Pasar Gede,” terangnya. (dks)

(zend)