Solotrust.com-Mumi ialah sebuah cara untuk mengawetkan mayat untuk melindungi agar bentuk awal dari mayat tidak berubah. Biasanya tubuh yang akan diawetkan tersebut ditempatkan ke dalam sebuah tempat dengan kondisi tertentu atau dengan menggunakan bahan-bahan kimiawi.

Selama ini Mesir Kuno dikenal sering melakukan pembalseman mumi, agar mayat tetap seperti sedia kala. Orang Mesir Kuno percaya bahwa tubuh merupakan tempat bersemayamnnya seseorang yang sangat penting selama hidupnya.

Selain di Mesir Kuno, di Indonesia juga ada praktik mengawetkan jenazah atau mayat. Seperti dilansir dari akun instagram Dirjen Kebudayaan, @budayasaya Selasa (10/5/2022), ada lima suku yang hidup di Papua dan sering melakukan tradisi mumifikasi pada mayat. Kelima suku tersbeut ialah suku Mek di Pegunungan Bintang, Suku Dani di Lembah Baliem, Suku Moni di Intan Jaya, Suku Yali di Kurima dan Suku Mee di Dogiya.

"Berbeda dengan mumifikasi di Mesir yang menggunakan balsem untuk mengawetkan jenazah, suku Mek menaruh jenazah di atas pohon selama satu tahun, sehingga menjadi muni secara alami. Sedangkan suku lainnya mengasapi jenazah dengan kayu bakar untuk proses pengawetannya." tulis narasi unggahan akun instagram budayasaya.

Mumi di Papua diposisikan dengan ditundukan dengan kedua tangan memegang lutut sebagai simbol wujud dari seorang bayi yang tengah dalam kandungan. Biasanya Mumi akan ditaruh di rumah tradisional Papua yang bernama Honai atau diletakan dalam sebuah gua. (dd)

(wd)