Serba serbi

Es Teh Viral Bu Warsinem, Dulu Viral dan Kini Masih jadi Primadona

Wisata & Kuliner

14 Mei 2022 19:45 WIB

Antrean pembeli es teh di Wedangan Pak Sin atau es teh Bu Warsinem di Jalan Surya, Purwodiningratan, Jebres, Solo. Sabtu (14/5). (Foto: dok. Solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com – Di Jalan Surya, Purwodiningratan, Jebres, Solo terdapat sebuah gerobak yang saban hari ramai diserbu pembeli. Gerobak yang lebih nampak seperti gubuk itu bertuliskan Wedangan Pak Sin, milik Warsinem penjual wedangan tersebut.

Gerobak ini pula yang beberapa tahun silam sempat menghiasi lini masa dan pemberitaan media. Tak lain tak bukan, lantaran wedangan ini menyajikan es teh bercita rasa manis dan sepat yang khas, atau biasa disebut ginastel (legi (manis-red), panas, dan kenthel).



Selang pemberitaan mulai surut, nyatanya es teh Bu Warsinem masih kondang (terkenal-red) di kalangan penggemar es teh dan khazanah keplek ilat (memanjakan lidah) Kota Bengawan. Seperti siang itu, Sabtu (14/5), antrean pembeli masih nampak terlihat di gerobak lusuh tersebut.

Tak hanya masyarakat sekitar, masyarakat luar kota pun masih terpikat ke-kondang-an es teh Bu Warsinem. Warga asal Kabupaten Rembang yang berkuliah di Jogja, Wafiq misalnya yang baru pertama kali mencoba es teh Bu Warsinem.

Ia mengaku penasaran lantaran melihat pemberitaan di media sosial. Selain itu, teman-temannya yang berasal dari Solo juga sering menceritakan es teh tersebut. Pada kesempatan ini, ia menyempatkan mampir saat hendak melakukan perjalanan Jogja-Rembang.

“Saya taunya dari media, saya kan asli Rembang kuliah di Jogja kebetulan lewat sini, menyempatkan mampir ke sini. Penasaran sih, soalnya dulu sempat ramai banget. Tahu-nya dari tahun kemarin, teman-teman Solo juga banyak yang cerita sih, kalau di Solo banyak teh yang kayak begini,” katanya Sabtu (14/5).

Menurutnya, es teh Bu Warsinem memiliki cita rasa yang seimbang antara sepat teh dan manis gula. Hal itu pula yang menurutnya membedakan dengan es teh yang biasa ia coba.

“Rasanya balance (seimbang-red) sih, jadi es teh sama manisnya sudah nyatu sama tangannya yang buat, jadi benar-benar rasanya enak. Kalau kebanyakan teh misalnya lebih dominan manis tapi rasa tehnya kurang, ada juga yang tehnya kental tapi gulanya kurang pas,” terangnya.

Sementara itu, Warsinem yang meracik sendiri teh-nya mengungkapkan, teh yang ia buat menggunakan racikan tiga jenis oplosan merek teh.

“Ini racikannnya pakai tiga merek teh: Gopek, Sinten, dan Nyapu,” kata Warsinem di sela-sela kesibukannya mengodok teh.

Sejak ia ramai diberitakan, Warsinem mengungkapkan warungnya tak pernah sepi pembeli. Ia tak dapat menghitung pasti jumlah teh yang ia olah sehari, namun, untuk gula ia bisa menghabiskan sebanyak 30 kg dalam sehari.

“Ini masih banyak yang banyak (yang beli), ya biasa lah ramai,” ujarnya.

“Nggak bisa menghitung tehnya, kalau gula nggak mesti juga, kadang kalau banyak bisa sampai 30 kg,” ungkapnya.

Warsinem sudah berjualan sejak 1995. Hingga kini, ia masih berjualan di tenda dan gerobak lamanya bersama seorang yang membantunya berjualan. (dks)

(zend)