Solotrust.com - Sembilan bayi yang dilahirkan seorang ibu dalam waktu sehari (Nonuplet) asal Mali kini telah merayakan ulangtahun pertama mereka. Seperti dikabarkan Guinness World Records baru-baru ini, anak-anak tersebut merayakan ulangtahun serentak pada 4 Mei.
Kesembilan bayi tersebut kini telah meraih gelar Guinness World Records untuk anak terbanyak yang dilahirkan pada satu kelahiran yang bisa bertahan hidup.
Rekor sebelumnya dipegang oleh delapan bayi yang lahir dari Nadya Suleman asal Amerika Serikat pada 2009.
"Mereka semua merangkak sekarang," kata ayah mereka, Abdelkader Arby, kepada BBC.
"Beberapa duduk dan bahkan bisa berjalan jika mereka berpegangan pada sesuatu," lanjutnya.
Meskipun dia mengakui tidak mudah, Abdelkader senang melihat semua bayi dalam kesehatan yang sempurna.
Bayi-bayi yang memecahkan rekor itu masih dalam perawatan klinik di Maroko tempat mereka dilahirkan, bersama dengan ibu mereka, Halima Cissé yang berusia 26 tahun. Mereka tinggal di flat berperabotan khusus yang dimiliki oleh klinik, dimana perawat siap membantu merawat Nyonya Cissé dan sembilan bayinya.
Sebuah diet ketat juga telah diberlakukan bagi anak-anak untuk memastikan mereka menerima semua nutrisi yang mereka butuhkan.
Untuk merayakan ulangtahun pertama mereka, keluarga tersebut mengadakan pesta ulang tahun kecil hanya dengan beberapa perawat dan tetangga dari gedung apartemen mereka.
Nonuplet sangat jarang, dan sampai kedatangan anak-anak Cissé, tidak ada kasus yang tercatat dari sembilan bayi dari satu kelahiran yang bertahan selama lebih dari beberapa jam.
Sembilan bayi itu terdiri dari lima bayi perempuan yang bernama Adama, Oumou, Hawa, dan Kadidia, Fatouma. Sedangkan empat bayi laki-laki bernama Oumar, Elhadji, Bah, dan Mohammed VI.
Mereka semua lahir prematur melalui operasi caesar pada 4 Mei 2021, 30 minggu kehamilan Ny Cissé. Mereka masing-masing memiliki berat antara 500 g dan 1 kg.
Para dokter di Mali awalnya mengira bahwa Nyonya Cissé mengandung tujuh anak, tetapi dua lagi terdeteksi setelah pemerintah Mali menerbangkannya ke Klinik Ain Borja di Maroko untuk menerima perawatan spesialis.
Tak lama setelah kelahiran, menteri kesehatan Mali, Dr Fanta Siby, mengumumkan bahwa bayi yang baru lahir dan ibunya baik-baik saja.
Untuk memastikan kelangsungan hidup mereka, bayi-bayi itu segera dipindahkan ke inkubator dan tetap dalam perawatan neonatologis pediatrik klinik Khalil Msaif selama beberapa bulan.
Sang suami Abdelkader, seorang pelaut di Angkatan Laut Mali, tetap berada di Mali selama kelahiran untuk merawat putri pasangan itu, Souda, yang berusia tiga tahun.
Pada Oktober 2021, ia dapat berkumpul kembali dengan keluarganya dan merilis foto-foto pertama bayi yang sehat.
"Semuanya baik-baik saja dan menyenangkan untuk dijaga," kata Abdelkader saat itu.
Karena risiko yang terkait dengan kelahiran kembar dan kelahiran prematur, bayi-bayi tersebut tetap berada dalam perawatan klinik untuk saat ini, dimana perkembangan mereka dapat dipantau. (Lin)
(wd)