SEMARANG, solotrust.com - Dinas Kesehatan Kota Semarang terus memantau perkembangan kesehatan masyarakat sejak adanya kelonggaran penggunaan masker disampaikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (17/05/2022).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Muhammad Abdul Hakam, menjelaskan kelonggaran atau relaksasi akan dipantau dalam waktu tiga pekan hingga satu bulan ke depan. Selanjutnya kebijakan itu akan dievaluasi ulang dengan melihat apakah ada kenaikan atau penambahan kasus Covid-19 atau tidak.
Dirinya mengimbau agar para pengunjung tempat wisata tetap memerhatikan beberapa hal harus dipatuhi. Penggunaan masker perlu dilakukan dengan melihat lingkungan sekitar. Pengunjung bisa melepas masker jika berada di lingkup inner circle-nya.
"Hal tersebut tidak masalah jika masih di lingkup inner circle-nya. Jika di luar inner circle-nya, itu yang diwaspadai," papar Muhammad Abdul Hakam.
Mengenai vaksinasi di Kota Semarang, ia menjelaskan kelonggaran juga berlaku bagi masyarakat yang ingin berpergian domestik atau mancanegara. Masyarakat diperbolehkan melakukan perjalanan jika sudah menjalani vaksin kedua, tanpa surat psikal atau antigen.
"Jika sebelum Lebaran kemarin diharuskan sudah menjalani vaksin ketiga atau booster, tetapi tes PCR atau antigennya tidak. Sekarang hanya vaksin kedua, tetapi diwajibkan PCR atau antigen bagi yang ingin melakukan perjalanan ke luar atau dalam negeri," beber Muhammad Abdul Hakam.
Mengenai perkembangan kasus Covid-19 di Kota Semarang, dirinya menyebut tidak ada kenaikan kasus baru setelah libur Idulfitri. Namun, Muhammad Abdul Hakam juga tak menyangkal ada kasus yang sampai saat ini masih ditangani.
Menurut data yang ia terima, ada empat kasus Covid-19 baru, di antaranya tiga orang dilakukan isolasi mandiri di rumahnya. Sementara satu pasien saat ini sedang menjalani pemulihan di rumah sakit.
"Satu pasien yang dirawat itu merupakan pasian lama yang belum sembuh total dari Covid-19," ucap Muhammad Abdul Hakam.
Dalam perkembangannya, sebelum dan usai libur Lebaran, ia menjelaskan prediksi lonjakan kasus pascalebaran dari Dinas Kesehatan Kota Semarang berbeda dengan kondisi yang sudah berjalan saat ini. Hal itu dikarenakan ada data yang tak dimasukkan dalam rapat Forkopimda Kota Semarang.
"Prediksi waktu itu tidak berlaku, ada data yang tidak dimasukkan seperti data protokol kesehatan, data vaksinasi tidak dimasukkan," terangnya kepada solotrust.com, Rabu (18/05/2022).
Sementara itu, persentase pencapaian vaksinasi booster di Kota Semarang hingga saat ini terus meningkat. Bahkan dalam waktu terakhir kenaikan sudah mencapai 58 persen. Angka ini jika dibandingkan wilayah, kota, atau kabupaten lain di Jawa Tengah terbilang cukup tinggi. (Fajar)
(and_)