Ekonomi & Bisnis

Perusahaan Start-Up Banyak yang Gulung Tikar, Pengangguran Kian Bertambah

Ekonomi & Bisnis

28 Mei 2022 15:49 WIB

ilustrasi

SOLO, solotrust.com – Saat ini banyak perusahaan start-up yang mulai redup bahkan gulung tikar sehingga banyak pekerjanya terpaksa di PHK, membuat pengangguran pun semakin bertambah.

Pengamat sekaligus Kepala Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan FEB Universitas Sebelas Maret, Bhimo Rizky Samudro menuturkan salah satu penyebab perusahaan start-up bangkrut adalah terjadi ketidakseimbangan antara pemasukan dengan pengeluaran.



“Ibaratnya mereka mendapat suntikan dana tapi ketika berjalan mereka tidak mendapatkan revenue langsung dari konsumen sebenarnya kaya kemarin itu ada link aja, zenius, dan sebagainya yang kemudian mem-PHK karyawannya, karena apa mereka uangnya habis untuk promosi, untuk mencari anggota atau member baru. Sementara pemasukan dari konsumen itu tidak sebanyak tenaga yang mereka keluarkan gitu,” urainya pada Solotrust.com, Jumat (27/5).

Bhimo mengungkapkan perusahaan start-up yang bangkrut ini berpengaruh terhadap peningkatan angka pengangguran.

“Sekarang dampaknya adalah pengangguran jadi agak sedikit naik gara-gara mereka yang sudah bekerja di start up-start up ini terpaksa di PHK, jadi itu sih dampaknya bagi perekonomian secara makro,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Pengamat sekaligus Wakil Dekan 1 FEB Universitas Muhammadiyah Solo, Muzakar Isa yang mengatakan ketika perusahaan start-up bangkrut maka akan berpengaruh pada perekonomian.

Start-up memiliki kemampuan dalam menghasilkan produk dan jasa yang berdampak terhadap nilai PDB (PDRB). Start-up juga berperan dalam menyerap banyak tenaga kerja. Ketika mereka bangkrut pasti berdampak terhadap perkonomian, yaitu nilai pendapatan nasional (daerah), pengangguran dan kemiskinan,” ujarnya.

Muzakar megimbuhkan pengoptimalan Academic, Busniess, Goverment dan Community (ABGC) dapat menjadi solusi bagi persamalahan ini.

“Solusinya adalah optimalisasi peran Academic, Busniess, Goverment dan Community (ABGC) dalam peningkatan perekonomian. Semua memiliki perannya masing masing dan perlu adanya sinergy yang kuat, baik dalam perencanaan dan pelaksanannya,“ tukasnya. (livia/riesta)

(zend)