Hard News

Novel, Primadona Penjual Buku Bekas Lapangan Diponegoro

Nasional

31 Mei 2022 10:12 WIB

Pembeli yang sedang mencari kitab suci di lapak buku bekas di lapangan Diponegoro, Semarang. (Foto:

SEMARANG, solotrust.com - Deretan lapak buku bekas yang berada Jalan Stadion Timur, Lapangan Diponegoro, Kota Semarang nyatanya tetap eksis tengah pesatnya perkembangan digital sekarang ini. Mereka tidak khawatir akan maraknya buku digital serta menjamurnya aplikasi bacaan yang semakin pesat.

Salah seorang penjual buku bekas di lapak buku stadion Diponegoro, Tiyas (31) menuturkan mengetahui akan perkembangan zaman digital ini. Meskipun demikian, dia akan tetap bertahan dan meyakini jika masih akan terus ada pembeli buku konvensional di tengah gempuran era aplikasi dan buku digital.



"Kita tahu, nyatanya masih ada pembeli sampai sekarang, walaupun masa covid kemarin hampir tidak ada pembeli sama sekali, tapi kita tetap bertahan," jelasnya.

Menurutnya, sejauh ini tren pembeli buku selalu berubah. Dahulu buku pelajaran sekolah menjadi primadona. Orang datang ke lapaknya untuk mencari buku pelajaran karena harga buku lebih murah di banding dengan toko buku lain.

Tetapi sekarang tren pembeli beralih ke bacaan novel. Saat ini pencinta novel berkembang pesat. Mereka penggemar novel rata-rata masih duduk di bangku SMP dan SMA. Pembeli akan datang ke lapaknya ketika ada novel baru yang di sedang trending di media sosial.

"Kami masih update untuk novel-novel fiksi, justru sekarang yang banyak di cari itu novel, kalau buku pelajaran mungkin sudah tidak begitu banyak," kata Tiyas kepada Solotrust.com saat ditemui di lapaknya, Sabtu (28/5).

Yang laris pembeli, imbuhnya, novel jenis fiksi dan self improvement. Misalnya novel seperti Sejarah Tuhan dan filosofi teras. Dirinya mengaku tidak ambil pusing untuk kulakan membeli buku yang sedang hits. Ketika ada novel baru, ia akan langsung membelinya karena yakin mereka pecinta novel akan datang ke lapaknya.

"Salesnya sudah tahu novel apa saja yang lagi booming, saya langsung beli," katanya.

Ia mengatakan selain harga novelnya yang murah, orang akan lebih senang dengan membaca novel dalam bentuk buku konvensional. Karena menurutnya jika membaca novel lebih enak dari pada membaca novel lewat handphone.

"Misalnya disana jual 75 ribu, kita bisa jual 50 ribu dengan buku yang sama-sama baru, makanya mereka memilih datang ke toko buku bekas di sini," ujarnya.

Selain novel, ia mengatakan buku yang masih bertahan dan masih sering dicari yakni buku jenis penelitian dan kitab suci. (fj)

(zend)