SEMARANG, solotrust.com - Seniman dari berbagai negara di dunia menyuarakan perdamaian lewat karya seni dan arsitektur bertajuk Metamorfosart. Karya seniman yang di pamerkan mengekspresikan spiritualitas, modernisasi dan perdamaian di tengah ancaman perang antar negara yang saat ini sedang berlangsung.
Hal tersebut diungkapkan Sekertaris Jurusan Ilmu Seni dan Arsitektur Islam UIN Walisongo Semarang, Abdullah Ibnu Thalhah di Galeri Nusantara Kampus 2 UIN Walisongo Semarang.
Ia mengatakan pameran internasional ini diikuti oleh seniman dari 31 bangsa di dunia. Mereka para seniman tergerak memberanikan diri menyampaikan pesan perdamaian lewat berbagai karya seni rupa seperti kartun, kaligrafi, animasi 3 dimensi, karikatur dan arsitektur.
"Para seniman di dunia bersatu menyuarakan betapa pentingnya perdamaian," ujarnya kepada Solotrust.com, Selasa (31/5).
Bukan tanpa alasan, imbuhnya, kurator seni mengangkat tema spiritual, modern dan perdamaian berangkat dari kondisi global yang begitu memprihatikan.
Ia menggambarkan betapa situasi global saat ini dipenuhi dengan suasana kebencian, permusuhan, perpecahan bahkan perang.
"Karya seni rupa seniman ini adalah pesan bagi para Kepala negara dan masyarakat di dunia untuk kembali ke jalan perdamaian," terangnya.
Pameran yang ke empat kali diselenggarakan di UIN Walisongo ini mendapat respon positif dari penikmat karya seni. Karena, dari banyaknya karya seni rupa ada hasil karya milik Gus Mus yang berjudul mujahadah I dan Mujahadah II.
Menariknya dari lukisan Gus Mus, imbuhnya, kaligrafi yang ditampilkan menunjukkan aspirasi perdamaian. Kaligrafi berwarna biru yang menyiratkan sifat optimistis yang dibuat 2021 silam.
"Saya mencoba membaca lukisan beliau, lukisan ini dibuat di era pandemi, ada rasa optimisme dari doa-doa yang ada di kaligrafi beliau," jelasnya.
Ketua panitia Pameran Arsitektur Internasional, Muhamad Abdul Hafiz Damanik mengatakan pameran ini bersifat terbuka. Siapapun bisa memamerkan karya seninya ruang pameran ini. Karena, diselenggarakannya acara ini tujugao menampung berbagai aspirasi masyarakat atau komunitas seniman yang ada.
"Intinya kami merangkul komunitas-komunitas yang ada seperti sketswork, komunitas Raden Saleh dan lainnya," ulasnya.
Dirinya mengatakan pameran Metamorfosart kali ini menampilkan 150 karya seni dari berbagai negara diantaranya Rusia, Brasil, Cina, danAmerika. Karya
"Karya seni yang mendominasi pameran ini adalah arsitektur, sebagian besar karya mahasiswa UIN Walisongo jurusan seni dan arsitektur," pungkasnya. (fj)
(zend)