Hard News

Hari Laut Sedunia, Menteri Trenggono: Jangan Lupa Makan Ikan Ya, Biar Sehat, Cerdas, dan Pintar

Nasional

10 Juni 2022 12:59 WIB

Ilustrasi (Sumber: news.kkp.go.id)

Solotrust.com -Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan Hari Laut Sedunia sebagai momentum untuk kembali mengingatkan masyarakat bahwa laut merupakan penyedia sumber pangan dan pemenuhan gizi. KKP juga mengajak masyarakat Indonesia untuk gemar mengonsumsi ikan sebagai sumber pangan dan pemenuhan gizi.

Dalam momen peringatan Hari Laut Sedunia 2022 yang diselenggarakan di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, melalui Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), KKP membagikan 300 paket berisi abon ikan, stik rumput laut, pilus anggur laut untuk ibu hamil, ibu baru melahirkan dan anak-anak di Wakatobi.



Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pun menyempatkan diri menyapa anak-anak yang berdiri di booth Gemarikan. Menteri Trenggono berinteraksi dan memotivasi agar mereka rajin mengonsumsi ikan guna membantu mewujudkan cita-cita.

"Jangan lupa makan ikan ya, biar sehat cerdas dan pintar," sapa Menteri Trenggono ke anak-anak di Wakatobi, sebagaimana dikabarkan KKP dalam siaran persnya, Kamis (9/6).

Sementara itu Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Artati Widiarti mengingatkan kembali bahwa laut sangat menyediakan pangan yang cukup dan bergizi bagi kita, oleh karenanya sangat penting untuk kita jaga.

Artati menambahkan bahwa Indonesia sebagai negara maritim, kaya akan sumber daya ikan dan memiliki potensi lestari sumber daya ikan laut nasional sebesar 12,01 juta ton/tahun, sebagaimana tertuang dalam Kepmen KP Nomor 19 Tahun 2022. KKP memandang seharusnya masyarakat dapat memaksimalkan potensi tersebut untuk sumber pangan.

"Melalui Gemarikan, kami ingin menunjukkan bahwa menikmati hasil laut bisa dengan produk bernilai tambah, yang sudah dihasilkan oleh UMKM kita," ujarnya. Artati juga mengatakan bahwa paket olahan.ikan yang dibagikan dibeli dari UMKM setempat sebagai bagian dari promosi produk sekitar.

Senada, Kepala Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan Trisna Ningsih yang hadir langsung di Kabupaten Wakatobi menyebut alasan pemilihan daerah ini sebagai daerah perluasan Gemarikan.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di provinsi Sulawesi Tenggara mencapai 30,2%, dan di Kabupaten Wakatobi sendiri mencapai 26%. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 1 di antara 4 balita di Kabupaten Wakatobi mengalami stunting.

"Tentu ini menjadi concern kami untuk tidak berhenti mengingatkan ayo makan ikan. Dan makan ikan tidak harus goreng atau bakar, tapi bisa olahan," terang Trisna.

Trisna menyampaikan bahwa ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein tinggi dan Omega-3, bisa menjadi salah satu sumber protein untuk mendukung program prioritas penanganan stunting, khususnya dalam hal meningkatkan kecerdasan.

Tak hanya itu, ikan memiliki kandungan gizi yang lengkap serta berperan penting dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (1.000 HPK), utamanya membantu perkembangan mata dan jaringan otak anak-anak di bawah usia dua tahun (Baduta). Selain itu, ikan juga baik untuk asupan gizi bagi remaja usia produktif serta para lanjut usia.

Trisna berharap melalui Gemarikan, masyarakat semakin mengerti manfaat dan cara alternatif menikmati ikan. Dengan begitu, hal ini diharapkan bisa menghasilkan multiply effect bagi ekonomi setempat, termasuk menanggulangi stunting.

"Kegiatan ini saja, tidak akan mungkin dapat mengatasi stunting dan gizi buruk, namun jika dilakukan secara berulang, massif, dan didukung oleh semua pihak, niscaya permasalahan tersebut akan dapat diatasi," tutupnya. (Lin)

(wd)

Berita Terkait

Berita Lainnya