Solotrust.com -Di Korea Selatan, sudah ada beberapa manusia virtual yang diciptakan untuk keperluan promosi. Setelah awal tahun lalu LG Electronics menciptakan musisi virtual Reah Keem, disusul perusahaan penerbit game Smilegate yang mendebutkan artis virtual YuA, yang merilis lagu dance berjudul "I Like That", kini giliran Musinsa, raksasa ritel pakaian online utama di Korea Selatan yang menciptakan Yoo Ah In versi virtual yang dinamai Mu Ah In untuk promosi produk fashionnya.
Sebagaimana dikabarkan media Korea Selatan Aju News baru-baru ini, Yoo Ah In sendiri terpilih sebagai duta merek Musinsa sejak Oktober 2020. Sebuah perusahaan efek visual kemudian menciptakan kembali Yoo Ah In sebagai manusia virtual bernama Mu Ah In, yang akan mempromosikan barang-barang fashion termasuk pakaian olahraga, gaun mewah, dan pakaian golf.
"Pelanggan akan merasakan konten fashion baru yang belum pernah mereka lihat melalui Mu Ah In, yang berubah sesuai usia dan gaya hidup di luar batas virtual dan realitas," kata seorang pejabat Musinsa yang tidak disebutkan namanya dalam sebuah pernyataan pada 10 Juni 2022.
Musinsa juga menawarkan ruang pameran digital untuk perusahaan pakaian populer serta merek independen yang memungkinkan pelanggan muda untuk mengunggah gambar mengenakan produk dan memamerkan gaya mereka melalui smartphone.
Yoo Ah In memang dikenal dengan selera fashionnya yang stylish. Dia telah menunjukkan gaya kasualnya yang unik melalui kolaborasi dengan merek-merek fashion kasual.
Sebagaimana pernah diberitakan SBS Star, orang dalam industri menganggap influencer virtual menarik, karena mereka bebas skandal, tidak menua, dan lebih murah untuk diajak bekerja sama daripada selebriti kehidupan nyata dalam jangka panjang. Karena mereka dihasilkan oleh komputer, karakter dan bakat mereka yang beragam dapat dimanfaatkan secara luas di berbagai bidang.
Bukan hanya di bidang musik dan model iklan seperti ini, tahun lalu penerbit Parambook meluncurkan novel Korea Selatan pertama yang ditulis oleh Artificial Intelligence (AI). Sebagaimana dikabarkan Yonhap News, novel itu digarap AI bernama Birampung dibawah arahan novelis dan matematikawan Kim Tae Yon.
Novel setebal 560 halaman itu menceritakan kisah lima orang yakni seorang matematikawan amatir yang cacat, seorang profesor matematika dan pengusaha, seorang psikiater, seorang astrofisikawan, dan seorang biksu Buddha yang tertarik satu sama lain dalam pencarian masing-masing untuk memahami arti dari keberadaan manusia.
Kim mengatakan dia memilih jalan cerita, latar belakang dan karakter dan mendelegasikan sebagian besar tulisan yang sebenarnya ke Birampung, sebuah nama yang mengacu pada badai dahsyat yang menyerang di awal dan akhir penciptaan alam semesta.
Menurut Kim, Birampung diberi makan sekitar 1.000 buku perhari, termasuk beberapa miliknya. Namun, terkadang Birampung terlalu detail atau menggunakan ekspresi yang berlebihan.
Parambook, penerbitnya, mengklaim buku itu bisa menjadi novel full-length "nyata" pertama yang ditulis oleh AI, setelah upaya di Rusia pada 2008 dan Jepang pada 2016. (Lin)
(wd)