Hard News

52 Tahun Wafatnya Bung Karno, Ini Wasiat Sang Proklamator yang Tak Terpenuhi

Nasional

21 Juni 2022 10:43 WIB

Presiden pertama RI Soekarno dalam sebuah kunjungan kenegaraan ke Korea Utara (Dok. Istimewa/historia.id)

Solotrust.com - Wisma Yaso menjadi saksi bisu bagaimana seorang proklamator bangsa, Bung Karno, menjalani saat-saat terakhirnya sebelum menutup mata untuk selamanya.

52 tahun lalu, rakyat Indonesia dikejutkan dengan meninggalnya sosok berwibawa dan dicintai. Ya, Soekarno meninggal dunia setelah sempat tidak sadarkan diri.



Pada 21 Juni 1970 dini hari setelah tidak sadar, lelaki yang juga dikenal mempunyai sebutan Bung Besar itu langsung dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD). Sayang, setelah mendapatkan penanganan medis, sekira pukul 07.00 WIB nyawa sang proklamator tak terselamatkan.

Kepergian bapak bangsa itu pun menjadi duka mendalam bagi rakyat Indonesia. Cindy Adams dalam otobiografi Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia sempat menuliskan harapan dan wasiat Putra Sang Fajar ketika kelak dirinya wafat.

"Aku ingin beristirahat di antara bukit yang berombak-ombak dan di tengah ketenangan. Benar-benar keindahan dari Tanah Airku yang tercinta dan kesederhanaan dari mana aku berasal. Aku ingin rumahku yang terakhir ini terletak di daerah Priangan yang sejuk, bergunung-gunung dan subur, di mana aku kali pertama bertemu dengan petani Marhaen," harap Bung Karno.

Sayang, harapan dan wasiat presiden pertama Republik Indonesia tak terwujud. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor.44 Tahun 1970 tertanggal 21 Juni 1970, Bung Karno dimakamkan di Blitar. Pemerintah pada saat itu mempunyai pertimbangan agar tokoh bangsa kelahiran 6 Juni 1901 dapat dimakamkan berdampingan dengan ibundanya tercinta. (dd)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya